Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meningkatkan Diplomasi Ekonomi Indonesia Melalui Kunjungan Jokowi ke Jepang

30 Juli 2022   00:03 Diperbarui: 30 Juli 2022   07:16 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam pertemuan bilateral di Tokyo, Jepang, Rabu (27/7/2022).(Dokumentasi/Sekretariat Presiden)

Setelah mengunjungi China, Presiden Jokowi meneruskan lawatan ke Jepang sebagai bagian dari rangkaian kunjungan luar negerinya selama tiga hari (26-28 Juli 2022). Di hari ketiga, Jokowi selanjutnya berkunjung ke Korea Selatan.

Kunjungan itu merupakan bentuk diplomasi ekonomi Indonesia di tengah tekanan krisis ekonomi global pada saat ini. Perang Rusia-Ukraina dan pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak, yaitu pelambatan atau krisis ekonomi di berbagai negara.

Langkah Jokowi dapat dikatakan sebagai sebuah terobosan diplomasi. Apalagi ketiga negara tersebut merupakan mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi.

Dalam konteks penguatan kerja sama ekonomi bilateral, kunjungan Jokowi berfokus pada bidang perdagangan dan investasi. Selain itu, pemimpin kedua negara juga tidak bisa menghindari pembahasan mengenai isu kawasan dan dunia.

Isu global mengenai dampak ekonomi pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina tentu saja juga mendapat perhatian. 

Di tingkat regional, kedua negara menjadi aktor penting bagi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Association of South East Asia Nations/ASEAN) dan bekerja sama membangun kawasan damai di Asia Tenggara.

Arti Penting

Jepang dan Indonesia telah memiliki sejarah kerja sama bilateral yang sangat panjang. Kedua negara merupakan mitra strategis yang tak terpisahkan baik di sektor ekonomi dan politik termasuk keamanan, secara bilateral dan regional.

Di Tokyo, Presiden Jokowi telah bertemu PM Jepang Fumio Kishida dan dengan kalangan bisnis di tanggal 27 Juli 2022. Selain itu, Presiden Jokowi juga bertemu dengan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako di Istana Kepresidenan Jepang, Tokyo.

Pertemuan bilateral itu memiliki arti strategis. Pada 2023 Indonesia akan memegang keketuaan ASEAN. Sedangkan, Jepang memegang keketuaan G7. Peran kedua negara di kancah internasional tersebut juga menjadi salah satu bahasan penting.

Selain itu, pada 2023 Indonesia dan Jepang juga akan memperingati 65 tahun hubungan diplomasi dan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang. 

Pertemuan ASEAN-Jepang pada 2024 direncanakan bertempat di Jepang. Pada saat itu, kedua pihak berharap menghasilkan sebuah visi kerja sama 50 tahun mendatang.

awsimages.detik.net.id
awsimages.detik.net.id

PM Kishida telah menegaskan arti penting Indonesia dalam memimpin G20 di tahun ini. Penegasan itu merupakan bentuk dukungan Jepang kepada Indonesia demi kesuksesan KTT G20 di Bali, yang mengusung tema “Recover Together Recover Stronger”.

Mitra Strategis

Dinamika geopolitik kawasan dan perkembangan ekonomi Asia Tenggara tak dapat disangkal telah mendorong Jepang menempatkan ASEAN sebagai mitra strategis.

Bagi Indonesia, investasi Jepang menempati lima besar pada Januari-Juni 2022. Kelima negara itu adalah Singapura berinvestasi sebanyak 6,7 miliar dolar AS (31,1 persen), RRC 3,6 miliar dolar AS (16,8 persen), Hong Kong 2,9 miliar dolar AS (13,4 persen), Jepang 1,7 miliar dolar AS (8,1 persen), dan Amerika Serikat 1,4 miliar dolar AS (6,5 persen).

Pada kunjungan itu, Jokowi berhasil mendapatkan komitmen Jepang untuk berinvestasi di Indonesia senilai Rp75,4 triliun (US$5,25 miliar) pada 2023. Komitmen investasi itu didapat pada pertemuan antara Presiden Jokowi dengan 10 CEO perusahaan Jepang.

Selain itu, Jepang telah lama menjadi negara pemberi Bantuan Pembangunan Pemerintah (Official Development Assistant/ODA) bilateral terbesar. 

Sebaliknya, Indonesia merupakan negara penerima ODA yang terbesar dari Jepang. Sampai saat ini, Jepang tercatat telah memberikan ODA sebanyak lebih dari 50 miliar dolar AS.

Kemitraan kedua negara juga diwujudkan melalui kerjasama strategis menghadapi banyak tantangan global, seperti situasi di Ukraina, isu Laut China Timur dan Laut China Selatan, serta situasi di Korea Utara dan Myanmar.

Upaya tersebut sangat penting bagi upaya membangun dua visi yang bersama mengenai nilai dan prinsip dasar kerja sama di Indo-Pasifik. 

Indonesia menginisiasi "ASEAN Outlook on the Indo-Pacific". Sedangkan, Jepang mengusung konsep "Free and Open Indo-Pacific" bagi tata kelola kerjasama di kawasan itu.

Kenyataan bahwa Jepang tergabung ke dalam Dialog Keamanan Segiempat (Quadrilateral Security Dialogue atau Quad) menjadi sangat menarik. 

Kerja sama keamanan itu meliputi Jepang, India, Australia, dan Amerika Serikat. Apalagi Jepang mengikuti AS dalam mendukung Ukraina dan menolak Rusia dalam perang kedua negara.

Pandangan Jepang mengenai perang Rusia-Ukraina sangat berbeda dengan Indonesia. Akibatnya, Jepang ditempatkan sebagai negara yang tidak bersahabat oleh Rusia.

Namun demikian, perbedaan pandangan dalam politik-keamanan global tidak menutup inisiatif-inisiatif baru dalam kerja sama bilateral kedua negara. 

Diplomasi ekonomi Jepang dan Indonesia berhasil memanfaatkan peluang-peluang kolaborasi bilateral dan regional. 

Kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang membuktikan komitmen bilateral kedua negara sebagai mitra strategis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun