Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tiga Kepentingan Strategis Kunjungan Jokowi ke China

28 Juli 2022   22:33 Diperbarui: 28 Juli 2022   22:39 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai ketua G20 tahun ini, Indonesia perlu berkoordinasi dengan semua 19 negara berperokonomian terbesar dunia dan Uni Eropa dengan baik agar semua anggota bisa menghadiri berbagai pertemuan yang berpuncak pada KTT di November mendatang.

Di tengah perkubuan global antara AS dan Rusia sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina, Indonesia merasa perlu memastikan kedatangan Presiden China Xi Jinping ke KTT G20. Sebaliknya, China telah menyampaikan dukungannya bagi Presidensi Indonesia di G20.

Sikap Indonesia sebagai presidensi G20 merupakan hasil dari politik luar negeri bebas aktif. Indonesia secara tegas menolak tekanan AS dan  tidak mengucilkan Rusia dari berbagai kegiatan G20, termasuk KTT pada November nanti.

Namun demikian, Indonesia sangat mendukung keinginan AS dan negara-negara Barat untuk mengundang Presiden Ukraina ke beberapa kegiatan, terutama KTT G20. Undangan pemerintah Indonesia telah disampaikan sendiri oleh Jokowi kepada Zelensky di Kiev.

Dibandingkan para pemimpin lain di G20, termasuk Presiden AS Joe Biden, Presiden Jokowi menjadi satu-satunya kepala negara yang mengunjungi Ukraina dan Rusia. Kepentingan utama Indonesia adalah menghadirkan semua pimpinan dari anggota di KTT G20, termasuk Presiden Ukraina.

Kenyataan itu tentu saja membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina. Meskipun demikian, kepentingan praktis dan strataegis Indonesia adalah mempertemukan pihak-pihak yang berperang dan mengurangi dampak perang terhadap pemulihan ekonomi global.

Konteks ASEAN
Kunjungan Jokowi juga dinilai merupakan kesempatan emas untuk menunjukkan kompetensi Indonesia sebagai pemimpin dunia. Selain menjadi ketua G20 di 2022, Indonesia bakal memegang giliran menjadi ketua ASEAN pada 2023.

Sebagai ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, China menyadari posisi Indonesia dalam upaya menjadikan kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik damai, stabil, dan makmur. Posisi kritis Indonesia terhadap pakta pertahanan AUKUS juga sangat penting bagi China.

Sebaliknya, China mendukung Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun depan. Pertemuan antara Jokowi dan Jinping menjadi peluang strategis bagi tata kelola konflik di kawasan ini. 

Salah satu masalah kompleks yang dihadapi ASEAN adalah krisis politik di Myanmar. Kedekatan China dengan Myanmar dapat membuka jalan bagi Indonesia berkontribusi bagi perdamaian di Myanmar.

Semua kepentingan strategis itu perlu ditunjukkan dengan pembuktian bahwa Indonesia memang layak menjadi kekuatan menentukan di kawasan dan tingkat global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun