Bagi Indonesia, China merupakan investor terbesar ketiga setelah Singapura dan Hong Kong. Total nilai investasi China mencapai 3,2 miliar dollar AS pada 2021. Sedangkan Di bidang perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia-China 124,3 miliar dollar AS pada 2021 atau naik 58,4 persen dari tahun sebelumnya.
Pada triwulan I-2022, nilai investasi China di Indonesia 1,4 miliar dollar AS atau meningkat 40 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, walaupun situasi global dilanda pandemi Covid-19.
Dalam pertemuan itu, China juga menyampaikan komitmen RRC untuk menambah impor minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebanyak satu juta ton dari Indonesia. Selain itu, RRC berjanji akan memprioritaskan impor produk pertanian dari Indonesia. Kerja sama pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Kedua negara memiliki nota kesepahaman sinerja Global Maritime Fulcrum Vision (GMF) dan BRI pada 23 Oktober 2018. Sinergi GMF dan BRI ini menyepakati pembangunan empat koridor ekonomi di Indonesia. Keempat koridor itu, meliputi: Sumatera Utara sebagai pusat ekonomi dan bisnis untuk ASEAN, Kalimantan Utara  sebagai pusat energi dan mineral, Bali sebagai pusat ekonomi kreatif dan teknologi tinggi, dan Sulawesi Utara sebagai pusat ekonomi Lingkar Pasifik.
Dari kunjungan bilateral itu, Indonesia mendapatkan komitmen China untuk mempercepat penyelesaian berbagai proyek infrastrukturnya, termasuk kereta cepat Jakarta-Bandung. China juga berkomitmen  membeli minyak sawit mentah senilai 1 juta ton dan produk pertanian lain dari Indonesia.
Yang menarik adalah, walaupun Indonesia memiliki kedekatan dengan China di bidang ekonomi, kedekatan itu ternyata tidak berbanding lurus dengan kenyataan keamanan. China cenderung bersikap provokatif dan mengganggu kepentingan kedaulatan wilayah Indonesia di perairan Laut Natuna Utara.
Strategi hedging Indonesia di bidang ekonomi ternyata tidak memberikan dampak positif bagi kepentingan keamanan di Indonesia. Walaupun Indonesia menyatakan diri sebagai non-claimant state di wilayah yang diklaim China di nine-dashed line Laut China Selatan, kenyataan bahwa wilayah Zone Economic Exclusive (ZEE) Pulau Natuna bersinggungan dengan klaim China di LCS.
Meski demikian, hubungan ekonomi antara Indonesia-China tampaknya tidak terpengaruh oleh potensi konflik di LCS. Bahkan di tengah dunia yang dipenuhi persaingan dan cenderung anarkis, Indonesia justru selalu berinisiatif menjalin kerja sama bilateral dan multilateral demi perdamaian dan pemulihan ekonomi global.
Konteks G20
Selain menguatkan hubungan bilateral, lawatan Jokowi juga merupakan bagian diplomasinya untuk memastikan kesuksesan KTT G20, November nanti. Melalui kunjungan itu, Jokowi menyampaikan undangan langsung kepada Xi untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.
Kehadiran Xi tentu saja m3njadi harapan dan dipandang dapat memberi bobot penting bagi keberhasilan KTT G20. Dalam kontestasi kepentingan global di antara anggota-anggota G20, China menjadi kekuatan penyeimbang di antara persaingan dua kubu, yaitu AS dan Rusia.
Kunjungan ke China berlangsung kurang dari sebulan setelah Jokowi menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev.