Mudik ke Semarang adalah pertama kalinya setelah dua Lebaran sebelumnya harus tetap berada di Yogyakarta. Mudik kali ini sangat istimewa di tengah pandemi Covid-19. Â Dengan situasi dan kondisi ini, mudik 2022 ini harus dinikmati dan disiapkan dengan baik.
Dibandingkan para pemudik dari Jakarta ke berbagai kota di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur, maka mudik Jogja-Semarang tergolong kelas ringan. Hanya 3-4 jam waktu tempuhnya.
Jarak kedua kota ini tidak terlalu jauh. Apalagi ada bentangan jalan tol yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Jalan tol itu bisa dilewati mulai dari pintu tol Colomadu (Boyolali) hingga Jatingaleh (Semarang). Â Sekitar 120an kilometer saja. Waktu tempuh di jalan tol bisa 1,5-2 jam.
Masalahnya adalah untuk mencapai pintu tol Colomadu itu, pemudik jelas ringan ini harus menempuh perjalanan dari Jogja-Kartosuro. Walau jalannya lurus saja, tetapi jalur ini termasuk tidak bisa dianggap ringan.Â
Kondisi jalan bagus, tetapi jalur itu merupakan satu-satunya ke arah Kartosuro. Para pemudik ke Solo/Surakarta dan berbagai daerah di Jawa Timur juga harus melewati jalur itu.Â
Yang menarik adalah semakin modern jaman dan membaiknya kondisi jalan tidak disertai dengan makin singkatnya waktu tempuh jalur Jogjakarta-Kartosuro ini. Dulu (sekitar 10 tahunan yang lalu) hanya perlu 1 jam naik mobil pribadi atau 1,5 jam dengan bis umum.Â
Namun waktu tempuh itu merupakan kemewahan sekarang. Apalagi di masa mudik dan arus balik Lebaran kali ini bisa mencapai 1,5 jam merupakan sebuah kemewahan. Rata-Rata 2 jam waktu tempuh jalur itu sebelum mencapai jalur jalan tol.
Sepanjang jalur Jogja-Kartosuro berlangsung lancar. Bukan padat merayap. Walau ada penumpukan kendaraan (mobil dan motor), itu biasanya terjadi di setiap lampu merah (bangjo). Penumpukan juga terjadi di daerah mendekati kawasan Candi Prambanan. Tidak ada kemacetan alias lancar jaya.
Meski begitu, pengendara yang tidak/kurang berpengalaman alias jarang lewat jalur ini perlu waspada. Kewaspadaan itu terutama disebabkan oleh aturan lalu lintas yang berbeda di lampu merah. Di Yogyakarta, kebanyakan lampu merah memiliki jalur khusus 'ke kiri jalan terus'.
Sedangkan di jalur Jogja-Kartosuro, kebanyakan 'ke kiri ikuti APILL' alias berhenti. APILL adalah kependekan dari (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas).Â
Pengetahuan dasar ini penting agar mobil tidak hanya mengambil jalur sebelah tengah dan kanan saja ketika di lampu merah. Sekali lagi, tujuannya adalah menghindari penumpukan kendaraan di lampu merah di arus mudik dan arus balik.
Lalu, mengapa harus lewat jalan tol untuk mudik ke Semarang? Bukankah ada jalur Jogjakarta-Magelang-Ambarawa-Semarang? Seperti gurauan anak jaman sekarang, jalur itu terlalu mainstream:)Â
Diperlukan alternatif jalan lain ke Semarang. Katanya, sistem demokrasi menyediakan alternatif, termasuk soal jalan. Nah, jalan tol itu adalah jalur alternatifnya.
Lewat jalan tol memang perlu dicoba di Lebaran 2022. Selama ini, pulang-balik Jogja-Semarang sudah terbiasa menggunakan jalur tradisional Jogja-Magelang-Ambarawa dan Semarang itu. Kebiasaan itu sudah berlangsung sejak jaman kuliah di akhir 1980-an. Oleh karena itu, mudik lewat jalan tol memang perlu dicoba.
Konon lewat jalan tol berkhasiat menghemat energi. Capeknya tidak seberat lewat jalan non-tol. Walau harus memutar ke Kartosuro dan membayar hampir Rp 200 ribu pulang-pergi, jika lewat jalan tol. Pengalaman lewat tol, sesampainya di Semarang masih bisa keliling pusat keramaian kota Atlas itu.
Sepanjang jalan tol Colomadu-Jatingaleh, perjalanan lancar jaya. Memang jumlah mobil lebih banyak ketimbang musim non-mudik dan non-liburan. Ini berlangsung sejak jam 10.00 hingga jam 13.00 WIB. Waktu tempuh agak lama karena mampir di rest area atau resta Pendopo 456.Â
Rest area ini amat populer karena menghubungkan yang di sebelah kiri dan kanan. Sependek ingatan saya, rest area itu merupakan satu-satunya yang memiliki semacam jembatan penyeberangan di sepanjang jalan tol jalur Jakarta-Surabaya.Â
Para pemudik memang memenuhi rest area ini, sehingga agak kesulitan menemukan tempat parkir mobil. Perlu kesabaran menunggu kosongnya salah satu lajur parkir. Karena wilayahnya yang besar dan banyaknya pilihan untuk istirahat, rest area ini tampaknya tidak terlalu dijubeli pemudik.
Selepas resta 456 itu, arus ke arah Semarang dipakai contraflow mobil-mobil dari Semarang. Kepadatan jalan tol dari Semarang memang memaksa pengelola jalan tol membuka satu jalur contraflow itu.Â
Meski begitu, contralow tidak memacetkan arus mobil ke arah Semarang. Lalu lintas mobil  masih bisa menggunakan badan jalan paling kiri. Mobil-mobil masih bisa menggunakan dua lajur di jalan tol ke arah pintu masuk/keluar tol di Jatingaleh.
Sebelum jam 13.00 WIB, perjalanan sampai di tempat tujuan mudik. Semua lancar dan nyaman, walau tetap harus waspada selama perjalanan mudik ini.Â
Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443H. Mohon maaf lahir dan batin.
Salam sehat dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H