Baru 7 hari tahun baru 2022 berjalan, metaverse sudah bikin heboh banyak orang, khususnya di Yogyakarta. Sebuah akun twitter @ridlwandjogja (lihat gambar di bawah ini) menuliskan minatnya membeli alun-alun utara di metaverse, namun kawasan itu ternyata sudah dibeli orang. Agar orang yakin, akun itu memasang screen shot harga jual Alun-alun Utara.Â
Informasi ini segera tersebar dan membuat sebagian orang (di) Yogyakarta dan, tentu saja, pemerintah daerah setempat memberikan respon variatif. Penyebaran informasi itu berlangsung lewat media sosial Whatsapp, Facebook, Instagram, dan, bahkan, Youtube. Beberapa stasiun televisi juga menyiarkan berita tersebut dan fenomena pembelian tanah digital di lokasi lain di Indonesia.
Di jaman metaverse, sebuah permainan digital bertiga dimensi (3D) dibuat dengan mereka ulang peta dunia, termasuk Yogyakarta. Melalui permainan itu, seorang pengguna atau user (setelah memenuhi beberapa syarat sign/log in, dan lain-lain) dapat melakukan transaksi digital untuk membeli tanah di lokasi yang diinginkan. Tulisan ini lebih melihat pernak-pernik dari fenomena jual-beli tanah digital di metaverse.
Sebelum itu, kita perlu tahu arti penting Alun-alun Utara bagi kota dan masyarakat Yogyakarta. Dalam catatan sejarah, Alun-Alun Utara dibangun sekitar tahun 1755 berbarengan dengan pendirian Kraton Yogyakarta. Sementara itu, Kraton Yogyakarta sendiri berdiri sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti. Alun-alun utara adalah halaman depan Kraton Yogyakarta.Â
Kawasan ini sangat ramai dan terletak dekat sekali dengan kawasan Malioboro dan juga titik nol KM Yogyakarta. Sebelum pandemi Covid-19, alun-alun ini sering menjadi tempat berbagai macam acara menarik, khususnya bagi anak-anak, dan menjadi daya tarik pengunjung dari Yogyakarta dan kota-kota di sekitarnya.Â
Salah satu acara tahunan favorit adalah Sekaten. Arus lalu lintas di sekitar daerah itu biasanya macet, namun tetap tidak mengurangi antusiasme para pengunjung untuk melihat Sekatan.
Bisa dibayangkan hebohnya orang Yogyakarta, ketika Alun-Alun Utara itu sudah dijual dan, pasti, ada pembelinya. Dugaan hebohnya berita itu benar belaka ketika mendengar respon dari persebaran berita itu di media perpesanan semacam whatsapp.Â
Bahkan dengan merunut informasi itu di berbagai berita online juga menunjukkan kecenderungan berita itu menjadi viral dalam waktu tertentu dan menjadi kontroversi di masyarakat dan pemda setempat.
Dari berita-berita yang beredar itu, ada tiga isu yang setidaknya menarik dibahas di tulisan ini.