Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Arti Penting "Bali Democracy Forum" di Tengah Pandemi Covid-19

1 Januari 2022   20:09 Diperbarui: 3 Januari 2022   07:15 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memang pernah mengundang Myanmar di BDF sebelumnya. Yang menarik dari BDF adalah bahwa BDF tidak hanya mengundang negara-negara yang sudah mempraktikkan demokrasi saja. BDF juga memberi ruang bagi negara yang ingin belajar mempraktikkan demokrasi.

BDF pun diselenggarakan dengan semangat bahwa setiap negara memiliki versi demokrasi sesuai kondisi masing-masing. BDF tidak ingin menjadi ajang yang mengesankan hanya ada versi tunggal demokrasi dan pihak lain harus mengikuti versi itu. 

Kenyataannya praktek global demokrasi memang berbeda-beda. Demokrasi sebagai model global dipraktekkan negara-negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia, Jerman. Ada juga uncommon democracy seperti di Jepang atau Italia ketika demokrasi ditandai dengan kemenangan satu partai politik secara terus-menerus. 

Ada juga negara-negara yang menerapkan demokrasi prosedural, namun cenderung otoritarian dalam prakteknya. 

Beberapa negara lain mengaku demokrasi dan menggunakannya pada nama negaranya, namun pada dasarnya negara itu justru tidak demokratis, seperti Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea atau Democratic People's Republic of Korea). Variasi demokrasi tersebut ingin diakomodasi Indonesia melalui diplomasi multilateralnya di BDF.

Diplomasi Multilateral
Indonesia memang menjadikan BDF sebagai forum untuk berbagi gagasan dan pengalaman negara-negara soal demokrasi. BDF tidak dirancang untuk menjadi ajang menggurui oleh satu pihak kepada pihak lain. 

Demokrasi memang telah menjadi semacam tuntutan publik global. Praktek terbaik demokrasi perlu menjadi kesadaran bersama demi pemulihan dari pandemi.

BDF merupakan bagian dari diplomasi multilateral Indonesia. Di masa pandemi, Indonesia berusaha menegaskan arti penting arti penting demokrasi bagi penanggulangan pandemi dan pemilihan ekonomi. Nilai-nilai universal mengenai demokrasi tidak akan memberikan hasil langsung dan kongkrit.

Diplomasi multilateral lebih berfungsi membangun kesadaran bersama mengenai isu tertentu. Jika mungkin, negara-negara peserta dapat membuat komitmen bersama yang bersifat himbauan, tetapi tidak mengikat. Pada BDF 2021, isu pokok itu adalah demokrasi dan pandemi Covid-19.

BDF 2021 setidaknya dapat menjadi modalitas penting bagi diplomasi multilateral Indonesia. Pada 2022 ini Indonesia menjadi Presidensi G20 dan pada 2023 menjadi Ketua ASEAN. BDF dapat dikatakan menjadi langkah penting bagi kontribusi diplomasi Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun