Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala AFF: Sensasi Nasionalisme dalam Semangat ke-ASEAN-an

31 Desember 2021   19:21 Diperbarui: 31 Desember 2021   22:08 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai kebersamaan di antara warga masyarakat di 10 negara anggota ASEAN perlu dikembangkan lebih lanjut melalui berbagai kompetisi olahraga, termasuk Piala AFF. Pertama, interaksi antar-masyarakat, khususnya penggemar sepakbola. Turnamen AFF sebenarnya merupakan sebuah upaya mempertemukan masyarakat dari ke-10 negara anggota ASEAN. 

Kurangnya pertemuan atau interaksi di antara warga masyarakat di ASEAN itu sangat berbanding terbalik dengan pertemuan antar-pemerintahan di ASEAN. Piala AFF hanya diadakan setiap dua tahun. SEA Games hanya setiap empat tahun. Daftar turnamen atau pertandingan di kawasan ini bisa ditambah lagi. Sebagian besar diadakan setahun sekali. 

Sebaliknya, jumlah pertemuan antar-pemerintahan bisa melebihi jumlah hari dalam satu tahun! Bayangkan betapa timpang perbedaannya. 

Akibatnya, kesepakatan lebih mudah dicapai di antara para pejabat pemerintahan. Sebaliknya, konflik atau cek-cok lebih mudah tersulut di antara penonton dari berbagai negara.

Kedua, kalaupun ada, forum-forum pertemuan itu melibatkan interaksi yang sifatnya sangat terbatas dan cenderung elitis. Para penonton sepakbola tidak bisa diharapkan untuk bekerjasama dalam bentuk apapun ketika mereka sedang menonton dan mendukung tim masing-masing. 

Memang betul bahwa sepakbola dapat menghasilkan penonton dalam jumlah puluhan ribu orang ketimbang kegiatan-kegiatan diplomasi yang hanya mempertemukan puluhan hingga ratusan orang dalam sebuah kegiatan antar-negara.

Namun aspek soliditas dan menguatnya identitas kelompok menyebabkan penonton dengan identas berbeda cenderung menjadi sasaran dari berbagai bentuk nasionalisme yang kadang mengkawatirkan kelompok berbeda.

Dalam riuh-rendah nasionalisme tim pemenang AFF nanti, kesadaran mengenai kebersamaan dalam ASEAN perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Luapan nasionalisme memang tidak bisa dihambat sebagai bagian dari glorifikasi kedigdayaan tim olahraga yang mewakili negaranya. 

Namun demikian, upaya membangun ruang-ruang atau space yang lebih banyak masih sangat terbuka lebar di antara masyarakat se-ASEAN melalui berbagai kegiatan olah raga. Memperbanyak kompetisi olah raga yang mendorong pemain dari negara lain bergabung dengan tim-tim olah raga dalam kompetisi nasional atau regional menjadi salah satu solusi menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun