Sebagaimana internet menawarkan banyak pendidikan jarak jauh secara gratis atau lebih murah, maka metaverse diharapkan memiliki pengaruh pada kemudahan akses pendidikan.Â
Bayangkan jika kampus Harvard hadir di metaverse dan menawarkan kemudahan bagi calon mahasiswa-nya. Kehadiran kampus itu di metaverse tentu saja sangat ditunggu masyarakat internasional untuk mengenai perbedaannya dengan kampus nyata-nya.
Jadi migrasi ke metaverse seperlunya saja, setidaknya pernah mengalami 'kenyataan rekaan' di metaverse menjadi siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Selama itu menguntungkan, maka metaverse menjadi pilihan menarik untuk memahami perkembangan teknologi.
Akhir kata, ulasan ini adalah terjemahan seorang dosen jadul mengenai metaverse yang menjengkelkan. Gambaran itu dan contohnya bisa saja salah, jadi mohon maaf juga.Â
Para pembaca tentu saja dapat memiliki gambaran lain yang lebih benar dan komprehensif mengenai metaverse itu mengingat dunia rekaan itu belum ada atau masih pada fase paling awal.
Selamat datang metaverse!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H