Beraneka macam masakan Indonesia diajarkan pada pelatihan itu, seperti nasi goreng, mie goreng, soto ayam, pepes ikan, gado-gado, kue sarang semut, dan klepon.
Masyarakat di sebuah negara mengenal makanan/minuman Indonesia tidak semata karena makanan disediakan di perayaan hari besar Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) atau kantor perwakilan saja.Â
Mereka mengenal makanan/minuman Indonesia karena ada informasi mengenai sejarah makanan itu, bagaimana makanan dibuat, arti filosofis dari makanan/minuman itu, dan seterusnya.
Diplomasi gastro atau gastrodiplomacy memerlukan upaya lebih serius dan berkelanjutan daripada diplomasi kuliner. Namun demikian, pandangan ini tidak berarti bahwa diplomasi kuliner kurang penting daripada diplomasi gastro. Keduanya dapat dikatakan sekedar berada di tahapan berbeda.Â
Soto Nusantara memang sudah populer di negara lain melalui diplomasi kuliner dan gastro. Kedua diplomasi itu serupa, namun tak sama, seperti aneka soto yang ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H