Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pengalaman Indonesia Membangun Perdamaian di Afghanistan pada 2018

7 September 2021   21:29 Diperbarui: 8 September 2021   07:46 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan di Doha setidaknya membuka komunikasi antara Indonesia dengan Taliban Afghanistan. Pengalaman Indonesia dalam upaya mendamaikan berbagai pihak yang bersengketa di Afghanistan di 2018 dapat menjadi modalitas diplomasi perdamaian Indonesia.

Sumber: Tempo
Sumber: Tempo

Kunjungan Presiden Jokowi

Upaya damai itu diawali dengan kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kabul, Afghanistan, bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghanie. Kunjungan itu dapat dianggap sebagai pintu masuk bagi diplomasi perdamaian Indonesia dalam rangka menyelesaikan konflik di negara itu.

Kunjungan itu memenuhi permintaan Ketua High Peace Council Afghanistan, Mohammad Khalili, ketika bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Setkab.go.id, 21/11/2017). Bagi Khaliali, pengalaman Indonesia dalam hal toleransi dan multikultural sangat penting untuk membangun perdamaian di Afghanistan.

Setelah kunjungan Presiden Jokowi, pemerintah Indonesia mengirimkan misi perdamaian ke Kabul. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla dan Menlu Retno Marsudi memimpin misi perdamaian dan menghadiri Konferensi Proses Kabul ke-2 pada 28 Februari 2018.

Kedua kunjungan itu menegaskan komitmen serius Indonesia membangun perdamaian (peace building) di Afghanistan. Komitmen Indonesia diwujudkan secara kongkret dalam bentuk berlanjutnya pembangunan kompleks Indonesia Islamic Centre (IIC) di Kabul.

Pembangunan itu juga meliputi fasilitas kesehatan yang dibangun pada pada musim semi 2018 untuk melengkapi Masjid As-Salam yang telah digunakan masyarakat Afghanistan sejak tahun 2015. Kompleks IIC itu menjadi simbol atau monumen penting bagi persahabatan antara masyarakat Indonesia dan Afghanistan.

Diplomasi Perdamaian

Keterlibatan Indonesia sebagai mediator memang telah diminta secara resmi oleh pemerintah Afghanistan ketika Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengunjungi Indonesia pada April 2017 lalu. Presiden Jokowi menerima Majelis Tinggi Perdamaian Republik Afghanistan di Istana Presiden Bogor pada November 2017.

Bahkan, pada 14 Desember 2017, Wakil Presiden II Afghanistan Mohammad Sarwar Danesh menemui Wapres Jusuf Kalla. Afghanistan meminta bantuan untuk membangun perdamaian dan menjadikan Indonesia sebagai role model bagi upaya memelihara perdamaian di Afghanistan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun