Dari situ, seorang Kompasianer bisa membuat pemetaan. Misalnya, ada Kompasianer yang memiliki kekhususan kategori dalam tulisan-tulisannya. Ada juga yang bertipe semua bisa jadi tulisan. Yang pertama tipe penulis spesialis. Yang kedua adalah penulis generalis. Tidak ada baik atau buruk. Kedua tipe penulis itu memiliki peran masing-masing.
Ketika hubungan nyata yang berstatus saja rentan pecah, apalagi hubungan antar-Kompasianer yang virtual tanpa status ini. Hubungan dua sejoli biasanya diikat dengan kasih, tapi hubungan antar-Kompasianer hanya diikat oleh kesamaan minat, yaitu menulis.
Persoalan muncul karena sebuah tulisan merupakan ekspresi personal mengenai ide atau perasaan dari penulisnya. Ada anggapan bahwa tulisan dan penulisnya tidak berjarak. Walaupun ide itu adalah olahan rasionalitas tanpa emosi, tulisan tetap saja menjadi ungkapan personal dari penulisnya.Â
Akibatnya, HTS virtual itu menimbulkan korban. Bagi Kompasianer yang saling berbagi perpesanan digital lewat wa grup, rasa kehilangan terhadap penulis yang tidak lagi aktif menjadi layaknya hubungan nyata. Â Ada empati terhadap korban, walau mungkin tidak sedalam hubungan nyata. Tentu saja ada ekspresi menyayangkan, dan seterusnya.Â
Hubungan tanpa status di antara Kompasianer ini seharusnya sangat beda dengan yang nyata. Tanpa status seharusnya saling memerdekakan dan memberdayakan. Tapi dunia seharusnya seringkali berbeda dengan dunia nyata. Ada das sollen, ada pula das sein.
Tulisan ini sekedar membuat pe(me)ta(an) di antara para Kompasianer melalui berbagai tulisan mereka. Beberapa hari terakhir ini, beberapa Kompasianer saling berbaku tulisan, sehingga peta dinamis itu muncul ke permukaan. Terlalu sayang untuk diabaikan begitu saja, tanpa ditorehkan ke dalam tulisan ini.Â
Harapan saya, Kompasiana dapat menjadi blog yang semakin menyenangkan untuk menulis. Baik penulis yang baru satu jam yang lalu maupun yang sudah bertahun-tahun menjadi Kompasianer, mereka semua dapat mengungkapkan ide melalui banyak tulisan secara nyaman dan membahagiakan. Saling merdeka dan memerdekakan dalam hubungan tanpa status ini.
Semoga berkenan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H