Dalam alam pikiran mereka (anak-anak kecil itu), salam tempel merupakan bentuk kesenangan atau kebahagiaan belaka. Mereka tidak memikirkan hal-hal lain yang rumit. Meeka juga tidak tahu mengenai ketiga pendapat di awal tulisan ini yang saling bersilangan.Â
Bagi mereka, rasa senang, bahagia, gembira bisa berkumpul dengan teman-teman sekampung, baik yang Muslim maupun non-Muslim, menjadi rutinitas yang harus ada dan dijalani di hari Lebaran.
Mereka tidak akan pernah melupakan salam tempel di hari raya Idul Fitri. Mereka pun tidak berpikir macam-macam soal arti dan akibat dari salam tempel itu. Kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan itu akan diteruskan oleh berbagai generasi hingga sekarang. Lusa adalah hari Lebaran.Â
Anak-anak kecil di kampung saya kabarnya sudah mempersiapkan diri menyambut hari Lebaran dan, tentu saja, salam tempelnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H