Tulisan ini berdasarkan pengalaman nyata atau true story dari beberapa rekan sejawat di berbagai kampus. Ini bukan survei, namun cerita keseharian dosen mengenai kegiatannya.Â
Kebetulan mereka merasa terkena perilaku ghosting ini. Saya sendiri belum pernah mengalami (semoga tidak perlu) Â ghosting ini, baik sebagai pelaku maupun korban.
Pengalaman terkena ghosting bukan hanya milik dua sejoli yang sedang berpacaran atau memadu kasih. Ghosting juga terjadi di antara dosen dan mahasiswa. Ada kecenderungan bahwa lebih banyak mahasiswa menjadi obyek atau korban ghosting dari dosennya.
Kecenderungan ini biasanya disebabkan oleh sifat hubungan antara dosen dan mahasiswa di kampus yang vertikal. Posisi dosen dipandang lebih menguntungkan daripada mahasiswa.Â
Dari aspek usia, pengalaman, mentalitas, dan struktur kampus memberikan keuntungan lebih kepada dosen. Oleh karena itu, dosen memiliki kesempatan lebih besar untuk meng-ghosting mahasiswanya ketimbang sebaliknya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di tulisan ini. Pertama, yang menarik di sini adalah si dosen yang ternyata di-ghosting mahasiswa, bukan sebaliknya. Dosen menjadi korban dari perilaku ghosting mahasiswanya.Â
Berbagai keuntungan yang melekat pada dosen tidak serta merta membuatnya menang ketika berhadapan dengan mahasiswanya. Beberapa kejadian ternyata malah memperlihatkan bahwa dosen justru tidak berdaya terkena ghosting mahasiswanya.
Kedua, insiden ghosting itu tidak terkait sama sekali dengan hubungan percintaan atau saling sayang antara dosen dan mahasiswa. Ghosting ini tidak pula berkaitan dengan hubungan yang putus baik-baik atau putus bermasalah.
Ketiga, ghosting ditulisan ini lebih berkaitan dengan hubungan antara dosen dan mahasiswa dalam bidang akademik. Misalnya, dosen yang membantu mahasiswa dalam pembimbingan skripsi, program pertukaran mahasiswa atau akademik ke luar negeri, mengajak mahasiswa terlibat dalam penelitian, mendapatkan beasiswa atau kegiatan akademik pada umumnya di perguruan tinggi.
Keempat, dalam konteks itu, sifat hubungan antara dosen dan mahasiswa yang awalnya bersifat kolektif (kepada semua mahasiswa) menjadi individual (khusus dengan satu hingga empat mahasiswa). Selain itu, lokasi hubungan tidak lagi di kelas, namun berpindah ke ruang-ruang dosen atau jurusan (program studi/prodi).
Dengan penjelasan awal itu, pertanyaannya: bagaimana cara mahasiswa men-ghosting dosennya?