Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bau Rokok Kretek di Kavarna Slavia, Praha

22 Februari 2021   19:06 Diperbarui: 22 Februari 2021   19:28 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTivb629uKF41Z4P533sDrgtBKNRMEkBAJaAA&usqp=CAU

Seturut dengan kisah mas Dab sebelumnya, perjalanan 'iseng-iseng berhadiah'-nya berlanjut ke Praha.

Mas Dab bergegas ke restoran atau kafe di pojok perempatan jalan dan persis di ujung jembatan. Oya namanya Kavarna Slavia atau kafe Slavia. Tak hapal nama jalannya, tapi mas Dab tahu cara ke kafe itu. Lokasinya amat strategis dan mudah diakses dengan trasportasi publik. Jadinya, kafe ini memang kerap dijadikan tempat ketemuan atau meeting point. 

##
Kafe ini termasuk paling bersejarah bagi rakyat Cekoslovakia sejak tahun 1800an. Sayangnya, sejak 1993 Ceko dan Slovakia berpisah secara baik-baik menjadi dua negara bertetangga.

Di Kavarna Slavia itu, konon Vaclav Havel ---yang menjadi Presiden Cekoslovakia (1989-1992) dan Ceko (1993-2003)--- mempersiapkan protes melawan Uni Soviet. Dari situ, Vaclav dan para tokoh kritis lain melancarkan revolusi beludru di akhir 1989. Revolusi itu mengakhiri cengkeraman komunisme dan Uni Soviet di Cekoslovakia.

Tempatnya eksotis dikelilingi bangunan kuno. Pintu depannya berhadapan langsung dengan pintu utama gedung Teater Nasional. Jendela kafe Slavia yang menghadap ke sungai itu juga terhampar lukisan hidup bangunan besar memanjang Prague Castle. Ada pula jembatan namanya Castle Bridge yang terletak 'di depan' castle itu.

##

Kembali ke mas Dab.
Mas Dab punya janjian dengan mas Pet bertemu di kafe itu. Dalam pikiran mas Dab, dia lebih baik datang lebih awal dan menunggu mas Pet. Dia orang Praha asli yang pernah belajar dan tinggal selama 5 tahun di Solo. Mas Pet kabarnya sudah mengajar di sebuah kampus baru di Praha.

Walau belum pernah ketemu, mas Dab haqul yakin mas Pet tentulah sudah bisa berbahasa Indonesia halus, bahkan mungkin juga bisa ngomong Jowo. Mungkin juga malah, mas Pet sudah kenal dengan jam karet:) Tapi ya ini kan di Praha, mas Dab nggak mau telat lah.

Kalau ditarik ke belakang lagi, memang ini semua gara-gara mas Sis yang antusias banget mengenalkan mas Dab ke mas Pet. Saking antusiasnya mas Sis malah tidak bisa datang ke kafe itu. Ada acara kantor yang memerlukan kehadirannya. Lha wong dia yang punya inisiatif sendiri kok malah batal datang.

Tapi sisi baiknya, mas Sis sebenarnya mau nge-tes saja pertemuan ini bisa jalan atau tidak tanpa dia. Jadi ya mas Dab memberanikan diri ke kafe ini dan bersiap menebak-nebak yang mana gerangan si mas Pet. 

Mas Dab pun menunggu sambil minum kopi. Zaman awal 2010an ini belum populer aneka kopi arabika atau robusta, apalagi di Praha. Ya pokoknya pesan kopi lah... eh... capucino buat pantes-patesan. Di daftar menu ada tertulis bir non-alkohol, tapi mas Dab kelihatannya masih menahan diri. Yang penting ketemu mas Pet dulu.

Tiba-tiba beberapa orang pelayan kafe berlarian keluar. Rupanya ada pengunjung yang protes ada asap rokok yang masuk kafe. Aneh juga, pikir mas Dab. Ya memang dilarang merokok di dalam kafe, tapi ini asap masuk sendiri ke ruangan kafe kok ya perokok kelihatannya disalahkan. Tapi apa ya yang dipersalahkan itu asapnya?

Suara ribut-ribut terdengar dari luar kafe antara pelayan dan orang yang berdiri di situ. Mereka berbaku mulut dan bertukar umpat dalam bahasa Ceko yang ditanggung tidak dimengerti mas Dab. Tapi kok ya masih ada umpatan yang mas Dab familiar, ternyata itu bahasa Inggris...hehehe...

Sebagai warga +62 yang kepo dan nggak tahan ada 'tontonan' gratis, mas Dab mendekati keramaian itu. Kok rasanya ada aneh, gumam mas Dab. Jarak tempat mas Dab duduk dengan pintu keluar memang tidak jauh-jauh amat. Masih lebih jauh selemparan batu.

Lama-kelamaan mas Dab sadar dengan bau asap rokok itu. Seperti kenal bau itu. Lhadalah... Lha ini kan bau rokok kretek!!! Negara mana lagi yang produksi rokok itu kalau bukan Indonesia tercinta. Jangan-jangan...

Menegoklah mas Dab keluar pintu kafe demi menelusuri asal-usul bau asap rokok. Lho itu si perokok yang ribut dengan orang kafe itu sedang megang bungkus rokok. Kok bungkusnya ada nomernya? Tiga nomer, tepatnya. Itu kan rokok kretek Indonesia. Jangan-jangan, perokok itu mas Pet. 

Langsung saja tanpa ba bi bu, mas Dab bertanya, 'Hi...are you mas Pet?'

"Yes!... Mas Dab...?!? Piye kabare, mas?" Walah...ternyata ini to mas Pet. 

Mas Dab pun hepi bukan kepalang. Wah akhirnya mas Dab bertemu mas Pet. Bukan di dalam, tapi di luar Kavarna Slavia! 

Ternyata ini manfaat tak terduga dari pengalaman mas Dab merokok kretek...hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun