Tiba-tiba beberapa orang pelayan kafe berlarian keluar. Rupanya ada pengunjung yang protes ada asap rokok yang masuk kafe. Aneh juga, pikir mas Dab. Ya memang dilarang merokok di dalam kafe, tapi ini asap masuk sendiri ke ruangan kafe kok ya perokok kelihatannya disalahkan. Tapi apa ya yang dipersalahkan itu asapnya?
Suara ribut-ribut terdengar dari luar kafe antara pelayan dan orang yang berdiri di situ. Mereka berbaku mulut dan bertukar umpat dalam bahasa Ceko yang ditanggung tidak dimengerti mas Dab. Tapi kok ya masih ada umpatan yang mas Dab familiar, ternyata itu bahasa Inggris...hehehe...
Sebagai warga +62 yang kepo dan nggak tahan ada 'tontonan' gratis, mas Dab mendekati keramaian itu. Kok rasanya ada aneh, gumam mas Dab. Jarak tempat mas Dab duduk dengan pintu keluar memang tidak jauh-jauh amat. Masih lebih jauh selemparan batu.
Lama-kelamaan mas Dab sadar dengan bau asap rokok itu. Seperti kenal bau itu. Lhadalah... Lha ini kan bau rokok kretek!!! Negara mana lagi yang produksi rokok itu kalau bukan Indonesia tercinta. Jangan-jangan...
Menegoklah mas Dab keluar pintu kafe demi menelusuri asal-usul bau asap rokok. Lho itu si perokok yang ribut dengan orang kafe itu sedang megang bungkus rokok. Kok bungkusnya ada nomernya? Tiga nomer, tepatnya. Itu kan rokok kretek Indonesia. Jangan-jangan, perokok itu mas Pet.Â
Langsung saja tanpa ba bi bu, mas Dab bertanya, 'Hi...are you mas Pet?'
"Yes!... Mas Dab...?!? Piye kabare, mas?" Walah...ternyata ini to mas Pet.Â
Mas Dab pun hepi bukan kepalang. Wah akhirnya mas Dab bertemu mas Pet. Bukan di dalam, tapi di luar Kavarna Slavia!Â
Ternyata ini manfaat tak terduga dari pengalaman mas Dab merokok kretek...hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H