Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bawa Baju Anak agar Tidak Kangen di Zaman Sebelum Ada Gawai

17 Februari 2021   22:53 Diperbarui: 17 Februari 2021   23:56 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada profesi-profesi tertentu yang menuntut perpindahan tempat tugas secara rutin, seperti tentara, pelaut, atau PNS di kementerian tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tertentu terkadang mengharuskan keluarga menetap di sebuah kota, sehingga hanya si ayah atau ibu yang berpindah.

Perasaan itu tidak hanya muncul pada orang tua yang sedang bepergian, namun juga anak di rumah juga mengalami perasaan rindu. Rasa kangen yang dirasakan anak kadang-kadang bisa menyebabkan daya tahan tubuhnya melemah atau drop hingga sakit.

Si kecil menjadi tidak mau makan, sehingga mudah terkena infeksi dan sakit. Ditambah dengan stres, sakitnya lalu tidak sembuh-sembuh. Repotnya, situasi tersebut tidak jarang menyebabkan anak harus dirawat di rumah sakit.

Dengan membawa pakaian atau baju si anak, maka rasa kangen atau sayang antara orang tua dan anak dapat berkurang. Praktek ini banyak dilakukan pada masa lalu, entah sekarang. Yang pasti, saya sudah jarang mendengar saran ini dalam perbincangan masa kini.

Dengan tulisan ini, saya juga tidak hendak mengatakan soal masih ada atau tidaknya praktek ini adalah sesuatu yang baik atau buruk. Kalau praktek atau perilaku itu bermanfaat untuk mengatasi rasa kangen gegara LDR antara orang tua dengan anaknya, mungkin ada baiknya juga diteruskan. Atau baju/pakaian anak itu cukup difoto dan disimpan di gawai? Hehehehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun