Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diary Diplomasi 2: Bertambahnya Aktor dan Isu di Dunia yang Berubah

28 Januari 2021   10:26 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:42 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan
Diplomasi modern dan digital menunjukkan dunia yang selalu berubah. Perubahan itu menciptakan lingkungan eksternal yang dinamis bagi diplomasi. Situasi itu menimbulkan beberapa tantangan seperti di bawah ini.

1. kemampuan menyesuaikan diri.
Diplomasi dan diplomat harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan eksternal. Tujuannya adalah agar diplomasi dan diplomat dapat tetap menjalankan fungsi-fungsinya. 

Ambruknya Uni Soviet meningkatkan arti penting isu-isu non-politik-pertahanan-dan keamanan (high politics). Pertemuan kepala negara/pemerintahan mulai membicarakan isu-isu ekonomi, sosial, dan budaya (low politics). Para diplomat harus mampu memahami urgensi isu-isu itu dalam hubungan internasional.

2. bertambahnya jumlah aktor diplomasi.
Diplomasi digital, misalnya, melibatkan lebih banyak aktor non-negara. Korporasi digital seperti Google, Apple, Microsoft memiliki jangkauan global yang didukung jejaring individu dan kelompok-kelompok lintas-batas negara. Mereka memiliki karakteristik berbeda dengan lembaga swadaya masyarakat atau organisasi internasional dalam menjalankan interaksi globalnya. 

Perbedaan karakter ini membawa perbedaan dalam berdiplomasi, sehingga menimbulkan tantangan pada kemampuan tiap-tiap aktor untuk membangun kerjasama demi perdamaian dunia.

3. agenda diplomasi semakin beragam.
Diplomasi tidak hanya berkaitan dengan masalah politik, pertahanan, dan keamanan. Diplomasi modern memasukkan isu-isu sosial, ekonomi, budaya ke dalam agenda diplomasi di antara para kepala negara dan pemerintahan. 

Berbagai isu itu menjadi semakin kompleks ketika dikaitkan diplomasi digital, sehingga dimensi digital dari berbagai isu itu menjadi pertimbangan juga dalam praktek diplomasi. 

Keragaman isu sebagai agenda diplomasi menuntut para diplomat atau aktor diplomasi untuk mengembangkan pengetahuan. Tantangan yang muncul biasanya adalah kebutuhan terhadap diplomat yang memiliki banyak pengetahuan (generalist) atau spesialisasi pada bidang tertentu (specialist).

4. urgensi diplomasi antar-warga (people-to-people diplomacy).
Individu atau warga negara memiliki peran semakin penting dalam hubungan internasional. Diplomasi tidak lagi tergantung pada negara, organisasi dan perusahaan nasional/internasional, namun juga mempertimbangkan persepsi individu. Gambaran individu atau warga dari sebuah negara dapat menentukan sejauh mana negara itu diterima. Oleh karena itu, diplomasi harus mampu memenangkan hati dan pikiran warga di sebuah negara.

Dinamika diplomasi itu telah memberikan pengaruh penting pada hubungan internasional. Diplomasi tidak lagi merupakan praktek atau pelaksanaan dari kebijakan luar negeri dari sebuah negara, namun juga kepentingan berbagai aktor lain. Selain itu, diplomasi perlu dilakukan sebagai salah satu cara berkomunikasi antar-negara. 

Tanpa upaya-upaya diplomasi, banyak isu atau masalah antar-negara sulit diselesaikan. Konflik yang berkepanjangan tanpa dapat diselesaikan melalui diplomasi dapat berpotensi mengarah ke perang. Risiko ini tentu saja sangat dihindari dan menjadi alasan bagi perlunya diplomasi dalam hubungan antar-negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun