Setelah sekian lama, ini adalah pengalaman bagus bagi saya. Bagi anda, mungkin menulis tangan ini sesuatu yang receh. Lebih jauh lagi, pengalaman menulis dengan tangan ini memberikan beberapa pelajaran menarik, seperti:
1. Melatih kesabaran
Menulis dengan tangan sebuah surat, misalnya, secara persis tanpa kesalahan ternyata sangat memerlukan kesabaran. Tanpa kesabaran, tulisan akan miring atau naik-turun dan tidak rapi. Menulis tergesa-gesa akan beresiko menimbulkan kesaahan. Rasa kesal dan, bahkan, marah karena harus menulis ulang harus diredam demi bisa menulis lagi tanpa kesalahan. Jadi, salah satu cara melatih kesabaran hati adalah menulis dengan tangan.
2. Fokus atau konsentrasi
Pikiran harus fokus pada tiap kata atau kalimat yang hendak ditulis tangan. Konsentrasi sangat diperlukan agar tiap huruf-kata atau kalimat bisa dibaca dengan mudah (readable). Anda tidak bisa menulis dengan tangan sesuatu secara persis itu semari bicara dengan orang lain atau menonton youtube. Kesalahan menulis dijamin bakal menjadi kenyataan. Akibatnya, anda harus menulis ulang lagi dan lagi.
3. Perencanaan
Menulis dengan tangan seperti yang saya contohkan di atas tidak bisa dilakukan secara spontan, namun harus ada perencanaan. Ruang (space) kertas terbatas, tulisan tidak boleh dihapus, dan tidak ada toleransi terhadap salah tulis. Kalau nekat, lalu ada kesalahan menulis huruf-kata-kalimat, maka harus menulis ulang dari awal. Tidak ada cara lain, kecuali mengulang menuliskannya. Istilahnya 'remedi'... hehehe...
Menulis dengan tangan memang kegiatan yang sederhana dan mungkin receh, namun ternyata ada manfaatnya. Kalau tidak percaya, anda bisa mencobanya. Syaratnya adalah menulis tangan sesuatu yang ada contohnya dengan tulisan penuh sebanyak ukuran kertas folio. Selamat mencoba:)
Selamat hari tulisan tangan internasional!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H