Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Musik 90s: Lagu Wind of Change dan Ambruknya Uni Soviet

9 Januari 2021   22:39 Diperbarui: 14 Januari 2021   17:50 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah diary atau catatan harian kuliah yang pertama. Diary ini membahas tema blog competition hari ini, yaitu musik 90s. Masalahnya adalah mencari peristiwa dunia apa yang bisa dikaitkan dengan musik 90s? Untungnya segera ketemu, yaitu lagu Wind of Change milik grup band asal Jerman, Scorpions. 

Diary kuliah pertama ini mencoba melihat kaitan antara lagu Wind of Change dengan ambruknya Uni Soviet di 1990. Dua isu itu akan dijelaskan dengan memakai salah satu konsep penting dalam studi Hubungan Internasional, yaitu soft power atau kuasa lunak.

***

Tiba-tiba... lamat-lamat terdengar suara Irene dkk menyanyikan lagu Psyco. Bagus juga harmonisasi suara grup Kpop Red Velvet ini. Lalu, disusul suara grup Mamamoo... ternyata anak perempuan saya yang menyetel lagu-lagu itu...

****

...

Sebelum membahas lagu itu dan pengaruhnya, diary ini diawali dengan penjelasan tentang kuasa lunak.

Kuasa lunak adalah kekuasaan yang dibangun menggunakan berbagai hal yang non-politik dan pertahanan. Kekuasaan ini berdasarkan pada aspek-aspek ekonomi, sosial, dan budaya. 

Dalam kuasa lunak, musik merupakan salah satu asetnya bersama dengan tari-tarian, film, barang-barang budaya, dan lain-lain berada di dalam kelompok seni dan budaya. Sebagai bagian dari kuasa lunak, musik dipakai oleh pemerintah atau masyarakat dari sebuah negara untuk mempengaruhi masyarakat di negara lain. 

Dalam konteks ini, kuasa lunak berbeda dengan kuasa keras (hard power). Faktor-faktor seperti Luasnya wilayah yang dikuasai sebuah negara, banyaknya jumlah penduduk atau tentara atau canggihnya alat utama sistem persenjataan (alutsista) merupakan unsur utama dari kuasa keras. 

Penjajahan atau imperialisme Inggris (dan bangsa-bangsa di Eropa di abad 17-18), Amerika Serikat, hingga Jepang lebih didorong oleh dan bertujuan mengumpulkan kuasa keras. Kuasa keras itu berlanjut hingga 1990. Periode Perang Dingin hingga menjelang ambruknya Uni Soviet menjadi monumen utama dari kuasa keras ini.

Sementara itu, kuasa lunak memasukkan musik bersama tari-tarian, film, barang-barang budaya, dan lain-lain yang berada di dalam kelompok seni dan budaya. Sebagai bagian dari kuasa lunak, musik dipakai oleh pemerintah atau masyarakat dari sebuah negara untuk mempengaruhi masyarakat di negara lain. 

K-pop dan K-drama menjadi contoh paling gamblang. Korea Selatan memakai berbagai ikon berlabel 'K' ---termasuk K-beauty--- untuk membangun identitas nasionalnya. 

Sementara itu, nasionalisme di dalam lagu atau musik dapat ditemukan pada berbagai lagu nasional (national anthem), seperti Indonesia Raya dan lainnya. 

Wind of Change
Begitu pula lagu Wind of Change yang secara sengaja digubah untuk ikut mendorong perubahan politik di Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur.

Taman Gorky di kota Moskow menjadi terkenal ketika band legendaris asal Jerman, Scorpions, memasukkannya ke dalam lirik lagu Wind of Change. "I follow the Moskwa/Down to Gorky Park," adalah potongan lirik di baris pertama lagu milik Scorpions.

Ide menulis lagu Winds of Change muncul setelah melihat perubahan besar yang tak terduga berlangsung di Leningrad (1988) dan Moskwa (1989). Perubahan datang seiring dengan meluasnya gerakan Glasnot (keterbukaan) dan Perestroika (reformasi kebijakan pemerintah Uni Soviet yang mengarah ke keterbukaan) yang dicanangkan Presiden Rusia, Mikhail Gorbachev.

Konser Moscow Music Peace Festival 1989 berlangsung sangat meriah. Penampilan grup band Scorpions merupakan yang pertama kalinya bagi grupl band dari negara Barat di Moskow, begitu pula sebaliknya bagi penonton konser itu. Bahkan konser itu menjadi penampilan paling fenomenal karena Scorpions membawakan lagu yang menjadi legenda bagi perubahan politik paling mendasar bagi negara Rusia yang kita kenal sekarang.

Besarnya dampak lagu Wind of Change bagi perubahan politik di negara-negara bekas Uni Soviet juga dibarengi oleh kontroversi di sekitar lagu itu. Campur tangan CIA diyakini memiliki peran sangat besar dalam pembuatan lagu itu. Lagu itu dianggap sebagai bagian dari strategi propaganda Barat terhadap Uni Soviet, sehingga memberikan pengaruh besar di masyarakat Moskow dan kota-kota lainnya. Hingga sekarang kontroversi itu tetap tidak ada titik terangnya.

Melalui catatan ini, saya tidak mengatakan bahwa lagu Wind of Change adalah satu-satunya atau penentu (determinant) utama bagi perubahan politik di Uni Soviet pada waktu itu. Ada banyak faktor lain yang lebih penting ikut mendorong runtuhnya negara itu. 

Yang lebih menarik bagi saya adalah lagu Wind of Change-nya Scorpions ini ikut berperan dalam salah satu peristiwa paling bersejarah di dunia, yaitu ambruknya Uni Soviet dan munculnya negara pewarisnya, yaitu Rusia. Peristiwa itu menimbulkan dampak ikutan yang juga sangat penting dalam dinamika politik global, yaitu berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. 

Peran bersejarah itu yang membuat Wind of Change ---sebagai salah satu musik 90s ini--- memiliki posisi menarik dalam sejarah politik internasional.

Cukup sekian dulu diary kuliah di hari pertama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun