Tahun 2021 ini, drama Korea atau drakor (K-drama) tampaknya makin berjaya saja. Tak ada matinya. Apalagi keterkenalan drakor dibarengi daya tarik K-beauty, K-pop dan berbagai produk lain dengan tambahan huruf 'K' di depannya sebagai simbol identitas Korea Selatan (Korsel) di dunia.
Drakor dapat dikatakan sebagai salah satu ikon promosi bagi negeri ginseng itu ke dunia internasional. Tidak cuma di dalam negeri, drakor makin populer di luar negeri. Bahkan ada drakor yang lebih populer di negara-negara lain ketimbang di negeri asalnya sendiri.Â
Masalahnya adalah di tengah popularitas drakor itu, ada satu pemerintahan ---dan ini satu-satunya---yang tidak suka drakor-drakor Korsel itu menarik hati rakyatnya, yaitu Korea Utara (Korut). Pimpinan tertinggjnya, Kim Jong Un, bahkan menolak keras drakor dan dianggap melunturkan budaya Korut.
Rakyat Korut
Respon atau reaksi rakyat Korut memang berkebalikan dengan pemerintahnya. Warga Korut, terutama yang muda, ternyata merupakan penggemar berat drakor Korsel. NYPost.com mencatat sebanyak 70% warga Korut menyukai drakor.Â
Padahal pemerintah Korut sudah membatasi siaran televisinya. Pemerintah juga melarang keras warganya untuk menonton serial drama dari negeri tetangganya itu.Â
Namun sepertinya, warga Korut tak kehabisan akal untuk bisa mengakses berbagai serial drama ini. Banyak cara dilakukan warga Korut demi mendapatkan drakor-drakor terbaru dan populer. Ini termasuk drakor Yang menggambarkan hubungan kedua negara bertetangga itu.
Setidaknya ada 7 drakor yang mengisahkan hubungan antara dua negara sedarah daging itu, Korsel dan Korut. Kelima drakor itu adalah Crash Landing On You, Strange Doctor, Spy Myungwol, King 2 Hearts, Confidential Assignment, Joint Security Area, City Hunter, Doctor Strange, dan Descendants of The Sun.
Kecaman Pemerintah Korut
Berkebalikan dengan sambutan positif masyarakatnya, pemerintah Korut malah mengeluarkan kecaman melalui media resminya. Sejumlah drakor justru dituduh memperlihatkan realitas Korut yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Drakor bahkan dianggap sebagai bentuk "provokasi keji" yang secara tersembunyi menjelek-jelekkan Korut.
Media pemerintah Korut mengendus  ada upaya sengaja dari pemerintah Korsel dan para produser film untuk memproduksi drama dan film anti-republik. Drakor-drakor Korsel dianggap telah memperdaya dan secara tidak bertanggung jawab telah mengerahkan segala upaya mereka melakukan propaganda strategis.
Media Korut, Uriminzokkiri, secara tidak langsung menunjuk serial drama televisi bertajuk Crash Landing on You telah melakukan provokasi dan propaganda itu. (https://www.bbc.com/indonesia/dunia-51747353).
Drakor Crash Landing on You mengisahkan percintaan antara warga Korsel (putri konglomerat Korsel atau chaebol) dengan tentara Korut. Drakor ini sangat populer dan dipuji banyak kalangan, termasuk komunitas pembelot Korut yang tinggal di Korsel. Capaian itu bisa dicapai berkat kehadiran pembelot dari Korut yang menjadi tim penulis di drakor itu.