Hukuman
Lalu, apa yang dilakukan pemerintah Korut terhadap warganya yang menyukai serial drama dari negara tetangganya? Pemerintahan Kim Jong Un sudah menyiapkan hukuman berat. Â
Euforia warga Korut terhadap drakor ternyata ditanggapi dengan euforia pemerintahan Jong Un dalam menghukum warganya. Akibatnya, warga Korut harus bersiap-siap ditangkap dan dihukum jika ketahuan menonton drakor.
Pada 2015, hukuman diberikan kepada tiga warga Korut yang pernah dieksekusi pada 2015. Namun hukuman itu ternyata tidak mengurangi antusiasme dan keberanian mereka terus menonton drakor. Akibatnya, pemerintah Korut pun memberikan hukuman lebih berat.
Peraturan memberi hukuman lebih berat kepada warganya yang menonton drama Korea bukanlah tanpa alasan. Presiden Kim Jong Un khawatir bahwa budaya nasional mereka bakal luntur akibat warganya terlalu banyak menonton serial drakor.Â
Jong Un juga tidak mau ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan serial drakor untuk menyelundupkan ideologi Yang menyimpang dari yang dianut Korut (https://internasional.kontan.co.id/news/70-rakyat-korut-nonton-drakor-begini-hukuman-dari-kim-jong-un).
Bahkan pada 2013, Korut pernah mengeksekusi mati 80 warganya yang tertangkap menonton dan menyeludupkan film-film dari Korsel. Kelompok pembelot dari Korut, yaitu North Korea Intellectual Solidarity, Â membenarkan eksekusi mati itu Yang dilakukan di hadapan publik di akhir 2013 (https://www.insertlive.com/korea/20200727092859-185-153723/duh-kim-jong-un-pernah-hukum-mati-warga-yang-nonton-drama-korea).
Terakhir, pada Desember 2019, pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) ini kembali membuat kebijakan yang mengejutkan publik terkait drakor. Jong Un mengeluarkan kebijakan baru, yaitu melarang keras remaja Korut menggunakan kata-kata gaul. Jika dilanggar, Kim akan menjebloskan remaja Korut ke gulag atau semacam kamp konsentrasi.
Uraian di atas bisa menunjukkan bahwa:
Pertama, semakin populer drakor semakin antusias warga Korut menonton, tetapi semakin keras respon pemerintahan Jong Un memberikan hukuman.
Kedua, kecenderungan pertama itu menunjukkan semakin berhasilnya Korsel ---pemerintah dan korporasi drakor--- dalam menempatkan drakor sebagai bagian dari promosi budaya populernya ke seluruh dunia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H