Saya dengar penerapan protokol kesehatan tidak terlalu ketat, sehingga gambaran menunggu seperti di gambar itu masih terjadi. Ini tentu saja perkecualian yang tidak perlu dijadikan contoh.Â
Kembali ke situasi sekarang ini, menulis menjadi kegiatan solutip ala bu Tejo, ketika harus menunggu dalam situasi pandemi ini. Demi menjalankan protokol kesehatan dan saling menjaga kesehatan dengan sesama 'penunggu', kegiatan menulis perlu dilakukan.
Dengan menulis, maka orang melakukan adaptasi atas normal baru. Normal baru itu adalah kembali menjalankan kegiatan sehari-hari, namun terbatas.Â
Terbatas ini terkait dengan pelaksanaan kegiatan itu secara fisik dan secara individual/sendiri. Kegiatan bersama atau sosial, misalnya di kantor, harus menjalankan protokol kesehatan terkait luas ruangan dan jumlah peserta dan sebagainya.Â
Dalam situasi terbatas fisik dan sifat individual itu, menulis adalah solusi terbaik. Saya tidak akan menjelaskan mengapa menulis itu solusi terbaik. Jawabannya terlalu melimpah.Â
Namun demikian, ada satu alasan yang saya anggap jawaban terpenting, yaitu menulis itu mendorong kita produktif dan menghasilkan sesuatu yang kongkrit.
Produktif dalam pengertian ketika menunggu di era pandemi ini terkena protokol kesehatan, maka kita menjadi lebih individual. Daripada diam saja dan bengong seperti beberapa orang di gambar di atas, maka menulis menjadikan kegiatan menunggu itu menghasilkan.Â
Penunggu menjadi produktif. Produktif bahkan secara kongkrit. Secara nyata. Ada tangile product dari kegiatan menunggu. Menunggu tidak lagi sia-sia.Â
Kegiatan menunggu akan menjadi lebih menyenangkan ketika tulisan yang dihasilkan itu dimuat di blog Kompasiana. Penunggu bisa berbagi dengan orang lain mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan menunggu yang sedang dilakukannya.
Bayangkan, jika kegiatan menunggu terjadi sekali seminggu ketika mengantar istri berbelanja mingguan, Â maka setiap minggu akan lahir sebuah tulisan. Tidak masalah dengan bentuk dan kualitas hasil dari menulis itu. Yang penting, menulis saja ketika menunggu.Â
Kebetulan saja, saya melakukan kegiatan menunggu itu ketika istri berbelanja dan mengantar anak-anak saya. Ini sekedar cara untuk mengisi waktu secara produktif pada saat harus menunggu.Â