Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bayangkan, Make Over Rumah Itu Ternyata Isu Politis!

27 September 2020   23:31 Diperbarui: 27 September 2020   23:33 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.radar-palembang.com/wp-content/uploads/2015/08/interior-2.jpg

Politik itu ada di mana-mana, termasuk ketika make over rumah! Meminjam dari pujangga politik Harold Lasswell (1936), politik adalah who gets what, when, how, and why. 

Politik berhubungan dengan siapa mendapat apa, kapan, bagaimana, dan mengapa. Kita sering tidak menyadari bahwa politik dalam artian itu telah terjadi dalam keseharian kita. 

Kita mengalaminya dan mempraktekkan proses politik itu. Tidak harus berujung pada posisi menang atau kalah, tetapi ada proses yang dialami oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-harinya. Di sini politik memasuki ke ruang-ruang privat ketika kita melakukan make over rumah.

Saya bisa pastikan saran make over rumah ini sangat dan paling berbeda dari tulisan-tulisan lain dalam merespon topik pilihan Kompasiana ini. Saya bukan ahli tata ruang rumah. Walaupun saya membuat ruangan baru, tingkatannya hanya menambah meja dan kursi supaya bisa dipakai untuk mengajar online. 

Jadi bukan make over dalam artian sebenarnya. Saran ini lebih berkaitan dengan proses interaksi antar-anggota keluarga di rumah yang mengalami make over. Tujuan saran ini adalah agar hubungan antar-mereka tetap baik dan tidak konfliktual setelah ruangan baru itu jadi dan digunakan.

Pada saat melakukan make over rumah, proses itu melibatkan politiking di antara aktor-aktor (who) yang tinggal di rumah itu, misalnya untuk siapa ruangan baru dibuat. Lalu, tarik-menarik kepentingan mengenai ruangan yang akan dibuat (what). 

Apakah ruangan baru dibuat di lahan baru di luar rumah atau perbaikan dari ruangan salah seorang anggota keluarga. Kapan (when) atau berapa lama ruangan akan dibuat? Bagaimana (how) ruangan itu dibuat atau pemakaian ruangan baru itu? Terakhir, mengapa (why) make over rumah perlu dilakukan?

Pertama, aktor di rumah terdiri dari anggota keluarga. Semakin sedikit jumlah anggota keluarga akan lebih mudah mengaturnya. Demikian juga ketika anggota keluarga yang memiliki kemampuan mengambil keputusan juga semakin sedikit. 

Dengan hanya suami dan istri yang belum memiliki anak atau anak-anak masih kecil, maka pengaturan make over rumah hanya melibatkan suami dan istri saja.

Kedua, faktor rumah atau ruang atau space melihat besaran, keluasan, dan lokasi yang akan menentukan otoritas dan power pengguna space baru itu. Ada kebanggaan bagi anggota keluarga yang menggunakan ruangan itu secara bergiliran, misalnya, atau yang menjadi pemilik tunggal ruangan baru itu.

Ketiga, soal waktu berkaitan dengan kapan make over dimulai, selesai, dan perlu waktu berapa lama juga merupakan hasil dari tarik-menarik kepentingan di antara aktor di dalam keluarga itu. Isu lain soal ketersediaan sumber daya, seperti uang, juga bisa menentukan waktu make over ini.

Faktor keempat berkaitan dengan pertanyaan, misalnya, tentang bagaimana make over dilakukan? bagaimana pemakaian ruangan hasil make over itu? Sejauh mana otoritas, kekuasaan, dan sumber-sumber daya tersebar atau terkonsentrasi di antara anggota keluarga akan menentukan cara menjalankan make over rumah atau ruangan.

Kelima adalah faktor alasan make over. Apa alasan make over rumah atau ruangan? Make over rumah didorong oleh alasan peningkatan sumber daya pemegang otoritas atau menyeimbangkan otoritas di antara anggota keluarga.

Lima hal di atas perlu dipertimbangkan agar make over rumah merupakan hasil dari proses interaksi di antara anggota-anggota keluarga. 

Semakin baik proses interaksi berlangsung akan menentukan bagus atau tidaknya make over dan kelangsungannya. Proses make over ini juga mencerminkan keseimbangan antar-kepentingan atau dominasi aktor satu terhadap yang lainnya di dalam rumah itu. 

Gambar interior di atas bisa dinterpretasikan bahwa ruangan rumah itu mencerminkan keseimbangan kepentingan di antara anggota rumah itu dalam permainan kekuasaan. 

Keseimbangan ditunjukkan pada warna merah dan kuning yang merujuk kepada warna dua partai politik di Indonesia. Pemilik rumah itu mungkin anggota kedua partai politik itu.

Sekali lagi, proses politik berlangsung dalam keseharian kita tanpa disadari dan, tanpa harus menambahkan proses itu dengan kata 'politik', termasuk pada make over rumah. Ini hanya salah satu saran saja. 

Setidaknya saya menggunakan topik pilihan kompasiana ini sebagai ide untuk menulis sesuai dengan latar belakang saya. Syukurlah, saya bisa menulisnya dalam bentuk tulisan ini. 

Seandainya anda menolak soal ada masalah politis dalam make over rumah, maka saran saya adalah tolong jangan dibayangkan. Akhirnya, semoga berkenan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun