Politik itu ada di mana-mana, termasuk ketika make over rumah! Meminjam dari pujangga politik Harold Lasswell (1936), politik adalah who gets what, when, how, and why.Â
Politik berhubungan dengan siapa mendapat apa, kapan, bagaimana, dan mengapa. Kita sering tidak menyadari bahwa politik dalam artian itu telah terjadi dalam keseharian kita.Â
Kita mengalaminya dan mempraktekkan proses politik itu. Tidak harus berujung pada posisi menang atau kalah, tetapi ada proses yang dialami oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-harinya. Di sini politik memasuki ke ruang-ruang privat ketika kita melakukan make over rumah.
Saya bisa pastikan saran make over rumah ini sangat dan paling berbeda dari tulisan-tulisan lain dalam merespon topik pilihan Kompasiana ini. Saya bukan ahli tata ruang rumah. Walaupun saya membuat ruangan baru, tingkatannya hanya menambah meja dan kursi supaya bisa dipakai untuk mengajar online.Â
Jadi bukan make over dalam artian sebenarnya. Saran ini lebih berkaitan dengan proses interaksi antar-anggota keluarga di rumah yang mengalami make over. Tujuan saran ini adalah agar hubungan antar-mereka tetap baik dan tidak konfliktual setelah ruangan baru itu jadi dan digunakan.
Pada saat melakukan make over rumah, proses itu melibatkan politiking di antara aktor-aktor (who) yang tinggal di rumah itu, misalnya untuk siapa ruangan baru dibuat. Lalu, tarik-menarik kepentingan mengenai ruangan yang akan dibuat (what).Â
Apakah ruangan baru dibuat di lahan baru di luar rumah atau perbaikan dari ruangan salah seorang anggota keluarga. Kapan (when) atau berapa lama ruangan akan dibuat? Bagaimana (how) ruangan itu dibuat atau pemakaian ruangan baru itu? Terakhir, mengapa (why) make over rumah perlu dilakukan?
Pertama, aktor di rumah terdiri dari anggota keluarga. Semakin sedikit jumlah anggota keluarga akan lebih mudah mengaturnya. Demikian juga ketika anggota keluarga yang memiliki kemampuan mengambil keputusan juga semakin sedikit.Â
Dengan hanya suami dan istri yang belum memiliki anak atau anak-anak masih kecil, maka pengaturan make over rumah hanya melibatkan suami dan istri saja.
Kedua, faktor rumah atau ruang atau space melihat besaran, keluasan, dan lokasi yang akan menentukan otoritas dan power pengguna space baru itu. Ada kebanggaan bagi anggota keluarga yang menggunakan ruangan itu secara bergiliran, misalnya, atau yang menjadi pemilik tunggal ruangan baru itu.
Ketiga, soal waktu berkaitan dengan kapan make over dimulai, selesai, dan perlu waktu berapa lama juga merupakan hasil dari tarik-menarik kepentingan di antara aktor di dalam keluarga itu. Isu lain soal ketersediaan sumber daya, seperti uang, juga bisa menentukan waktu make over ini.