Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dari Webinar, Lalu Menulis

24 September 2020   23:53 Diperbarui: 24 September 2020   23:59 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bbpsdmp-medan.kominfo.go.id

Pada tahapan tertentu, menulis mau tidak mau memerlukan 'modal' pengetahuan. Salah satu sumber pengetahuan di jaman pandemi Covid-19 ini adalah webinar. Kegiatan webinar menjadi game changer dalam keseharian kita sejak diberlakukan kebijakan work from home (WFH).

Ada webinarisasi segala bentuk pertemuan, entah itu rapat kantor, pertemuan dengan teman (kerja), berbagai bentuk seminar (focus group discussion, konperensi, dan pelatihan), dan sekolah (dari PAUD hingga universitas).

Pembelajaran tatap muka dan langsung secara tiba-tiba dibuat online dan tatap layar. Betul, semua dilakukan secara tiba-tiba dan di-online-kan. Semua dipaksa harus menyesuaikan diri. Harus, tanpa ada kesempatan untuk bertanya atau, bahkan, menolak. Bertanya atau menolak pembelajaran online berarti keberlangsungan proses pembelajaran akan terganggu.

Proses belajar-mengajar yang sudah berada di tengah jalan dan dilakukan secara tatap muka harus tetap berlanjut dengan menggunakan cara-cara online. Ini semua adalah sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Entah mulai kapan berbagai lembaga swasta dan pemerintah menggunakan webinar sebagai salah satu cara untuk tetap bisa menjalankan program-program kegiatannya. Salah satu bentuknya, paling tidak, adalah sosialisasi program kerja lembaga.

Ini menjadi menarik karena kita bisa mengetahui kemampuan lembaga-lembaga itu dalam menyesuaikan diri dengan konsekuensi dari WFH. Kita juga bisa mengetahui kemampuan mereka dalam menguasai isu-isu yang menjadi bidang kerjanya.

Sebagai pengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, saya banyak mengikuti webinar beberapa jurusan HI dari berbagai kampus. Ada semacam semangat baru untuk belajar lagi, menyegarkan lagi (refresh) pengetahuan, dan, kadang-kadang, reuni dengan rekan-rekan sejawat dosen HI.

Webinar tentu saja memberikan teman-teman baru, yaitu para dosen muda dengan pengetahuan baru tentang hubungan internasional. Ada banyak manfaat dari berbagai webinar itu.

Yang menarik adalah aktivisme jurusan HI di berbagai kampus sebagai sebuah bentuk respon cepat dan positif dari maraknya webinar. Ada kerjasama antar-jurusan HI, seperti jurusan HI UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) dan Universitas Binus (Bina Nusantara, Jakarta), Unsoed (Unversitas Jenderal Soedirman, Purwokerto) dan Unpar (Universitas Parahiyangan, Bandung), Unsoed dan Unpad (Universitas Padjajaran), UGM, UI, dan Unair.  Jurusan HI di kampus-kampus lain menyusul di kemudian hari mengadakan webinar setiap minggu atau tiap dua minggu. 

Jumlah jurusan Ilmu HI meningkat dalam 3-5 tahun terakhir ini. Berdasarkan catatan saya, ada hampir 75 jurusan HI di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Tiap jurusan paling tidak memiliki 70-100 mahasiswa, bahkan ada yang menerima mendekati angka 200 mahasiswa. Banyaknya jumlah mahasiswa jurusan HI ini menjadi potential participants bagi kegiatan webinar.

Selain jurusan HI di berbagai kampus, aktivisme webinar juga diadakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia (RI). Sebagai leading stakeholder, webinar Kemlu menawarkan isu-isu global yang menarik partisipasi banyak mahasiswa  dari seluruh Indonesia.

Berbagai direktorat mengadakan webinar sesuai bidang tugas masing-masing. Satu direktorat jenderal bahkan mengadakan kegiatan ini secara rutin seolah webinar menjadi salah satu bentuk diplomasi publik bagi direktorat itu kepada publik Indonesia sendiri mengenai isu-isu strategis di direktorat itu. 

Masih mengenai kegiatan webinar Kemlu. Kementerian ini merupakan salah satu lembaga yang unik. Berbeda dengan kementerian lain, Kemlu memiliki kantor 'cabang' atau perwakilan di luar negeri. Ada 131 kantor perwakilan RI yang tersebar di semua negara di dunia.

Bayangkan saja, jika semua kantor perwakilan itu mengadakan kegiatan webinar. Seperti kegiatan webinar dari direktorat jenderal di Kemlu, webinar kantor perwakilan RI ini pun menjadi sarana diplomasi publik antara perwakilan RI itu dengan masyarakat Indonesia di berbagai negara, termasuk yang berada di tanah air. 

Ada suatu masa ketika dalam satu minggu (tujuh hari kerja termasuk hari Sabtu dan Minggu!), ada banyak webinar tentang berbagai isu HI diselenggarakan oleh direktorat di Kemlu dan berbagai Kedutaan Besar RI (KBRI). Satu hingga tiga orang Duta Besar RI menjadi sangat aktif diminta menjadi narasumber berbagai webinar itu.

Perkembangan ini tentu saja sangat menarik dan sangat patut mendapat apresiasi. Isu mengenai strategi penanganan Pandemi Covid-19 di setiap negara di tempat kantor perwakilan itu berada menjadi agenda utama webinar di setiap kantor perwakilan RI. 

Aktivisme webinar ini tentu saja memberikan banyak pilihan menarik di tengah situasi WFH. Dengan WFH, kita memperoleh kemewahan untuk tetap berada di rumah dan bisa menjalankan pengembangan diri melalui tambahan pengetahuan dari berbagai webinar. Bukan webinar rapat kantor sendiri, namun webinar dari berbagai lembaga yang jauh dari lokasi kita berada yang tidak mungkin kita ikuti sebelum ada pandemi. 

Selain itu, webinarisasi seminar secara tidak langsung telah mendorong kerjasama antar-kampus dalam perkuliahan dosen tamu menjadi sangat mudah dijalankan di masa pandemi ini. Manfaat lain tentu saja masih banyak yang bisa ditulis di sini.

Itu semua hanya berkaitan dengan berbagai kegiatan webinar mengenai isu-isu HI. Ada sangat banyak isu yang menjadi tema webinar. Isu HI hanya isu kecil dalam dunia per-webinar-an pada saat ini, walau itu sudah sangat banyak bagi saya. 

Pada akhirnya, mengikuti berbagai webinar juga merupakan pilihan. Ikut banyak webinar dalam 1 minggu? Atau tiap hari 1 webinar? Bisa juga selektif pada webinar pada isu tertentu, yang gratis dan memberikan sertifikat? Atau mau belajar sesuatu yang sama sekali baru lewat webinar? 

Yang berkaitan dengan tulisan ini adalah sejauh mana webinar-webinar itu bisa menjadi 'modal' untuk menulis. Ini tantangan besar bagi saya. Smoga anda juga tertantang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun