Soreang, Senin 17 Juli 2023 merupakan hari yang ditunggu-tunggu selama ini, akhirnya tercapai jua saya menerima SK ASN PPPK pengangkatan tahun 2022, yang diselenggarakan di Gedung Sabilulungan (Bale Gede) Soreang, Kabupaten Bandung, dan langsung dihadiri oleh Bapak Bupati Bandung, Dadang Supriatna. Sebanyak 3.163 ASN PPPK menerima SK dan bersuka cita, termasuk saya.
Berjuang ingin menjadi ASN dengan mengikuti tes CPNS dari tahun 2014 sampai 2022 kemarin tentu bukan hal yang mudah, jatuh bangun perjuangan telah terlewati.
Apalagi dengan usia yang sudah tidak lagi muda. Namun, akhirnya Allah mengizinkan takdir ini terjadi setelah selama ini berjuang. Ini adalah awal pengabdian dan menjadi motivasi dalam mengabdi untuk bangsa agar semakin maksimal. Dengan semangat baru, jiwa yang baru.
Sedikit flashback, 2017 merupakan awal karier saya untuk membulatkan tekad menjadi guru honorer. Sebelumnya, saya mengajar di salah satu bimbingan belajar yang cukup ternama saat itu, selama kurang lebih empat tahun. Beberapa tempat telah saya sambangi. Saya menjadi tahu budaya belajar di beberapa daerah dan kota di sana, berbagai karakter siswa, dan kultur masyarakatnya.
Menjadi guru tetap di lembaga tersebut harus siap sedia ketika ada jadwal mengajar di luar cabang, namun masih tetap satu unit. Saat itu subunit Majalengka meliputi Jatiwangi, Cimalaka, Sumedang, dan Tanjung Sari.
Setelah menikah, saya pun mutasi ke cabang Depok dengan wilayah kerja Kelapa Dua, Sarikaya, Cipedak, Kemakmuran, dan Kartini. Saya menikmati masa-masa itu, yang merupakan sarana pelatihan dan pengalaman yang sangat berharga.
Saya memperoleh ilmu mengajar yang praktis (diajarkan trik-trik cepat dan jitu memahami materi pembelajaran), komprehensif, menarik, serta diajarkan ice breaking yang menyenangkan untuk siswa. Mengenal teman-teman dan guru senior yang rendah hati, luar biasa ilmu dan pengalamannya. Selain itu saya memperoleh ilmu marketing dan seminar.
Keputusan untuk 'berubah haluan' tentu sudah dengan pertimbangan yang matang dan telah dipikirkan segala konsekuensinya. Bahkan, saat itu saya tengah memiliki dua balita yang sedang bertumbuh, tentu akan membutuhkan finansial yang lebih.
Saya pun sudah meminta izin kepada suami bahwa saat ini mungkin agak berat biaya yang akan Beliau tanggung karena pendapatan saya tidak akan seperti sebelumnya. Namun, saya tetap akan membantu semampunya dengan tidak melepaskan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu untuk anak-anak.
Saya memahami pada fase ini tentu akan lebih berat, tetapi selalu saya niatkan dengan mengharapkan Ridho-Nya semata. Dengan harapan, setiap langkah ini menjadi simpanan kebaikan di hari akhirat nanti. Keyakinan saya hingga saat ini bahwa Allah SWT akan mencukupkan rezki hambanya, tidaklah mungkin Allah mengabaikan makhluk-Nya, apalagi saya ikut berjuang membantu suami. Asalkan sikap qonaah (cukup) selalu ada di hati, insyaallah Dia akan mencukupkan bahkan memberi lebih dari apa yang kita butuhkan. Dan selama menajadi honorer, keajaiban rezki itu selalu terasa. Allah cukupkan dengan jalan tersendiri. Â