Mohon tunggu...
Lucy Yolanda
Lucy Yolanda Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Baleendah

Lukislah harimu dengan tulisan yang bermakna :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendampingi Remaja Bangkit

4 Desember 2022   16:51 Diperbarui: 4 Desember 2022   16:54 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu merupakan pengalaman dari Eddrian seorang 'mantan' remaja yang telah menjalankan setiap fase perkembangannya. Ia mampu melewati setiap tantangan dalam kehidupan remajanya dengan baik. Meskipun ia menyadari pernah ada keterbatasan yang sulit, tetapi ia terus melangkah bahkan mendekati frakuensi yang dapat membantunya pulih, dan tidak terlena/ fokus terhadap setiap masalahnya.

Menurut penelitian seorang dokter spesialis kejiwaan. Beliau pada saat ini, banyak menangani gejala-gejala dari para pasien remaja seperti depresi, trauma, korban kekerasan fisik maupun seksual, dan keinginan bunuh diri yang sangat kuat. Semua itu disebabkan karena pola asuh yang sama pada beberapa orang tua. Seperti perceraian orang tua, pengabaian orang tua, dan tuntutan besar dari orang tua. Sehingga  mereka tidak memiliki berkembang emosi/psikis yang baik.

Permasalahan-permasalahan tersebut adalah akibat dari terganggunya fase perkembangan. Terutama di fase remaja, yaitu fase pencarian identitas. Pada fase ini adalah penentu. Karena mulai menyenangi hal-hal baru.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor internal dan sosial. Faktor internal merupakan hal yang bersifat genetik/keturunan, sedangkan faktor sosial dipengaruhi oleh orang tua, guru, lingkungan, dan teman sebaya. Setiap anak memiliki fase tersendiri yang harus diperhatikan dalam setiap perkembangannya. Karena apabila fase-fase perkembangan tersebut ada yang terlewat, maka akan berpengaruh terhadap perilakunya di masa mendatang. Seperti kesulitan meminimasisasi trauma, pemecahan masalah, kekerasan, dan penyimpangan lainnya.

Adapun fase-fase perkembangan tersebut diantaranya:

  • Fase 1: anak usia 0-1 tahun merupakan fase basic trust. Dimana anak harus diberikan 'hope' (harapan).
  • Fase 2: anak usia 2-3 tahun. Pada fase ini anak ditanamkan tekad untuk melakukan sesuatu.
  • Fase 3: anak usia 3-4 tahun orang tua harus menanamkan kepada anak agar mempunyai tujuan dalam hidup.
  • Fase 4: anak usia 5-7 tahun (SD). Orang tua memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi, bakat, prestasi, dan diberikan apresiasi.
  • Fase 5: remaja: masa di mana anak mengalami transisi dari fase anak-anak. Masa pencarian hal yang baru, jati diri, dan rasa ingin tau/mencoba segala hal, termasuk teknologi.
  • Fase Dewasa: pada fase ini, anak sudah memiliki tekad, tujuan yang matang, dan harapan yang kuat.

Pada fase 1-4 anak berada dalam 'genggaman' orang tua. Sedangkan pada fase remaja dan dewasa, peran orang tua sudah longgar.

Masa perkembangan pada intinya adalah MENDIDIK. Contoh yang paling bijak adalah kita sendiri menjadi model yang baik untuk anak kita. Baik kita sebagai orang tua atau sebagai orang dewasa yang mendampingi. Misalnya sikap religius, sopan, dan keterampilan yang baik adalah beberapa contoh aksi kita sebagai orang tua.

Sedangkan sebagai guru. Hal yang harus kita miliki diantaranya sikap religius, kepribadian sosial yang baik, pedagogik, dan profesionalitas tentunya. Dengan begitu, guru menjadi model yang bagus untuk para siswanya. Kepribadian yang bagus di dalam islam disebut uswatun hasanah. Menjadi "pembelajar seumur hidup" rasanya layak kita tanamkan sebagai motto hidup kita. Karena belajar yang paling baik adalah menjadi 'pembelajar'.

Adapun hal-hal yang dapat membantu remaja kita untuk bangkit diantaranya:

  • Senantiasa menjadi contoh/ teladan yang baik
  • Sebagai pendekatan, memberikan sikap simpati dan empati bahwa kita ada untuk membantu
  • Contohkan kepribadian sosial yang bagus
  • Pemberian reward (penghargaan)
  • Pemberian magic word
  • Pembiasaan pada hal-hal yang baik
  • Nasihat
  • Hukuman mendidik
  • Mengikuti seminar parenting guru dan siswa
  • Memiliki koneksi yang baik dengan ahli jiwa

  • Menjadi hal yang sangat penting juga bahwa harus memiliki teman sefrekuensi. Orang tua dan guru harus memberikan kenyamanan. Pendekatan merupakan  hal yang utama. Orang tua menjadi agen kontrol yang paling utama untuk anak-anaknya.  Dan seorang ibu, menjadi 'madrasah' sehingga menjadi tempat anak-anak kembali ketika mereka terpuruk. Setidaknya itu adalah langkah kecil kita untuk membantu remaja bangkit. Sehingga mereka percaya diri dan mampu melangkah menaklukan tantangan zaman dan siap menyonsong masa depan gemilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun