Sembari menunjukkan ampas santan kelapa yang diletakkan di ruang terpisah, Branti  menjelaskan bahwa Kethak Blondo tidak dibuat setiap hari, melainkan apabila mendapat pesanan dari pelanggan. Selain itu, batok-batok kelapa yang tidak terpakai juga turut dijual Branti sebagai sumber pendapatan tambahan.Â
"Sebenarnya di sini jualnya macam-macam mas, karena kelapa kan semua bagiannya bisa dipakai. Selain minyak biasanya yang banyak dibeli itu batok kelapa, atau Kethak Blondo tadi", jelas Branti.Â
"Kalau segitu sebenarnya sudah murah mas. Karena nanti rasanya sesuai kok sama bahan dan pengolahannya. Kita tidak hanya jual di sini kok, di pasar sekitar sini juga jualan", tuturnya.Â