Mohon tunggu...
Lucky Azhari
Lucky Azhari Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

ex. Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung. Penulis artikel olahraga dan hiburan. Hanya ingin menyajikan konten yang membuat pembaca klimaks menikmati alur tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

15 Kali Idul Fitri Tanpa Sosok Ramanda

6 Mei 2022   19:58 Diperbarui: 6 Mei 2022   20:01 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan ibu saat perayaan Idul Fitri 2022 (dok. Mochammad Luki Azhari)

Selama 2 hingga 5 tahun kami tak lagi menerima kabar sosok 'ayah' itu. Satu-satunya harapan untuk menyambung hidup adalah keberanian seorang ibu.

Lantaran lokasi gubuk kami sangat dekat dengan ladang sawah dan sungai, hampir setiap hari hidangan lezatnya adalah pakis. Nasi seperempat kilogram dibagi menjadi empat piring. Ibu selalu bilang sudah makan. Faktanya belum.

10 tahun berlalu, lagi-lagi tak ada sinyal kabar keberadaan pria bertanggung jawab nan bersahaja itu. Tapi, kami mulai terbiasa. Ibu saat itu berevolusi dengan peran keduanya, menjadi 'ayah'.

Perjuangannya banting tulang tak ada yang bisa menandingi. Kasih sayang ibu begitu murni terasa. Hingga kami tak lagi merasakan sakitnya ditinggal ayah pergi.

Beberapa tahun kemudian, kami mendengar kabar bahwa ayah sudah berumah tangga. Bukan sebuah kejutan bagi kami. Hal itu tak lagi panas saat ditangkap telinga. Sebab, yang kami tahu adalah, bagaimana menyambung hidup di hari berikutnya.

Tuhan Maha Adil. Meski seringkali dihadang beragam ujian pahit, baik dari teman, saudara, dan tetangga, kami tetap berjuang. Gerilya tiada henti memanjatkan doa, berusaha mengais rezeki halal dari-Nya.

Hidup seorang diri, ibu membuatku salut lantaran bisa menyekolahkan keempat anaknya hingga bangku SMA/SMK. Tiga anak sudah dia nikahkan, dan biaya sunatku sepenuhnya dicukupi ibu. 

Perjuangannya sungguh hebat. Ibu kini  menikmati kesehariannya sebagai penjual rujak yang enjoy. Kakak wanita pertamaku hidup rukun dengan suaminya dan ketiga anaknya.

Kemudian, kakak lelaki nomor dua, kini dipercaya sebagai pemegang 5 otlet molen pisang di Blitar, Bumi Penataran. Dia hidup bahagia dengan istri dan seorang anak lelakinya.

Lalu, kakak perempuan ketiga juga hidup bahagia dengan suami dan anak perempuannya. Kakaku memegang bisnis salon kecantikan. Sedangkan suaminya mengelola toko swalayan.

Terakhir, aku yang masih berusaha keluar dari zona nyaman. Beragam profesi kujalani. Mulai dari jadi OB, penyiar radio, MC, pembawa acara, reporter, hingga kini jadi wartawan. Semua ini aku sungguh menikmatinya dengan syukur dan rahmat Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun