Maksud kalimat tersebut sebenarnya ringkas dan umum diucapkan. Sehingga tidak memiliki kesan bertele-tele.
ARTINYA: "Selamat lebaran. Kami sampaikan segala kesalahan, mohon maaf sebanyak-banyaknya,"
Suasana lebaran di lingkup masyarakat Blitar memang masih begitu kental. Beberapa rumah di pelosok juga merayakan dengan penuh suka cita.
Hal itu ditandai dengan adanya takbir keliling yang diikuti oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa. Obor dari bambu dan sumbu dari sabut kelapa menjadi karakter kuat saat gema takbir berkeliling.
Kemudian, tradisi 'ngelencer' atau silaturahmi pun terus terjaga. Lantaran jarak rumah di daerah pelosok relatif dekat, warga setempat justru enggan menaiki sepeda motor.
Mereka lebih gemar berkunjung dari rumah ke rumah bersama beberapa orang dalam satu kelompok. Biasanya, per kelompok terdiri dari 6-10 orang.
Saat bertamu, menggunakan bahasa Indonesia memang perlu, tergantung situasi dan kondisi. Kendati begitu, bahasa daerah patut dilestarikan. Sebab, itu menjadi identitas kedaerahan yang wajib dijunjung dan dilestarikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H