Mohon tunggu...
Lucky Nurdiansyah
Lucky Nurdiansyah Mohon Tunggu... Dokter - Seorang Hamba Allah yang merindukan surga-Nya

Seorang pemuda yang fakir ilmu dan amal. Berharap dengan secercah goresan pena bisa menjadi pemberat amal kebaikannya. Belajar dari berbagai pengalaman dan buku serta olahraga adalah kesenangannya. Penulis bisa dihubungi di email : luckynurdiansyah.lucky@gmail.com. Facebook : Lucky Nurdiansyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ah, Itu Semua Hanya Kata Orang

28 Februari 2016   18:07 Diperbarui: 28 Februari 2016   18:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Great minds discuss ideas.

Average minds discuss events.

Small minds discuss people,”

(Elanor Roosevelt)

 

“Kamu itu egois!”

“Kamu tu sok tau”

Pernahkah Anda mendapatkan kata-kata itu terlontarkan atau keluar dari mulut orang lain dan objek yang dituju adalah diri Anda? Mungkin ada yang menjawabnya dengan sering, kadang-kadang, pernah. Hal ini karena kita tidak akan pernah luput dari pandangan orang lain. Segala gerak-gerik yang kita lakukan akan terus dipantau oleh orang yang ada di sekeliling kita. Fenomena aneh yang mungkin bisa ditemui bersama adalah ketika mendapati kebaikan yang ada pada diri kita, orang akan bersikap cuek dan terkesan biasa serta tidak mudah terpublikasi. Ini bukan berarti mengajari untuk selalu berharap disebut-sebut kebaikannya, bukan. Ini hanyalah penjelasan dari fenomena yang ada. Namun ketika didapati sebuah keburukan ada pada diri kita, secara cepat langsung mudah meluas.

Kalau coba dibawa pada kehidupan reformasi ini bisa dikaitkan dengan Presiden Indonesia. Ketika berbagai kebaikan yang dilakukan oleh Presiden, maka terkesan itu adalah perkara biasa. Seperti pada kasus kabut asap dimana pengerahan segenap sumber daya untuk meredakannya justru ada yang menanggapi secara negatif. Namun ketika Presiden berbuat kesalahan yang mungkin manusiawi justru dihujat dengan hujatan yang keji. Dan saking bencinya kepada Presiden, pada suatu instagram yang pernah saya lihat, ada yang mengedit gambar Presiden menjadi gambar yang tidak semestinya. Na’uudzubillah.

Lebih celaka lagi jika berita tentang keburukan itu adalah berita bohong yang tidak terbukti kebenarannya. Tentu akan menimbulkan fitnah yang berakibat buruk pada orang yang diberitakan. Nah, kembali kepada tema kita, yaitu masalah perkataan manusia. Manusia yang memiliki mulut satu buah dan telinga dua buah mengisyaratkan untuk banyak mendengar dan sedikit bicara. Mengapa begitu? Dengan banyak mendengar (tentu lebih utama mendengar kebaikan) maka akan banyak ilmu yang masuk kedalam dadanya. Sedangkan sedikit bicara karena lidah ibarat pedang yang lebih tajam dari pedang aslinya karena dengan banyak bicara dikhwatirkan akan banyak kebohongan dan perkara buruk yang keluar dari lisannya.

Masih ingat kisah Luqman Al-Hakim bersama dengan anaknya yang menunggangi tunggangan (dalam riwayat yang saya baca, tunggangan itu adalah keledai)? Ketika keduanya menaiki tunggangan tersebut orang mengomentari bahwa tunggangan itu keberatan dengan dua orang yang menaikinya. Kemudian anak Luqman yang menaiki tunggangan sedangkan Luqman berjalan. Orang pun mengomentari dengan mengatakan bahwa ia adalah anak yang durhaka pada orang tuanya dan tega membiarkan orang tuanya berjalan kaki. Kemudian Luqman menaiki tunggangan dan anaknya gantian berjalan kaki. Orang pun mengomentari bahwa Luqman tidak kasihan kepada anaknya dan tega membiarkan anaknya berjalan kaki sendiri. Kemudian keduanya berjalan kaki tanpa menaiki tunggangan. Seperti biasa, dikomentari bahwa keduanya aneh, ada kendaraan kok nggak dinaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun