Jika dihadapkan dengan pertanyaan itu pasti kita semua akan menjawab "INGIN" namun semua orang memiliki persepsi dan standard masing-masing untuk menemukan jawaban ingin bahagia tersebut.
Tidak sedikit orang mengangggap kalau bahagia itu bisa diperoleh dengan harta yang banyak, dan tidak sedikit juga orang yang menganggap bahagia itu bisa diperoleh dengan ketenaran atau eksistensi  yang tinggi, bahkan tidak sedikit juga orang menganggap bahagia itu bisa diperoleh dengan jabatan yang tinggi, lalu apakah semua itu cara dan jawaban yang benar untuk memperoleh kebahagiaan yang hakiki atau hanya kebahagiaan semu yang di peroleh, semakin kita menunjukan kebahagiaan maka hatipun akan semakin berkaca karena kesedihan yang ada didalam jiwa.
Lalu bagaimana sih cara yang benar untuk menemukan kebahagiaan yang hakiki?
Ini saya kasih tau kuncinya, tapi ini khusus untuk kalian yang baca ya, jika merasa bermanfaat dan penting untuk dibagikan ke teman,saudara dan orang terdekatnya boleh di share linknya dan jangan lupa bantu support juga dengan like dan komentar positifnya ya, atau jika ingin menanggapi atau bertanya lagi boleh dikolom komentar ya,
Baik in syaa Allah saya akan membocorkan jawabannya khusus untuk kalian yang melihat tulisan ini, jawabannya adalah "CUKUPI KEBUTUHAN ORANG YANG INGIN BAHAGIA" Nah, Berbicara tentang kebutuhan hidup ternyata manusia itu memiliki dua kebutuhan dasar antara lain :
1.Kebutuhan Jasmani (Hajatul udwiyah) adalah kebutuhan jasad, seperti Makan,Minum,Tidur,BAK,BAB dll. Jika Kebutuhan Jasmani tidak dipenuhi maka akan menyebabkan kematian.
2.Kebutuhan Ruhhiyah (Gharizah) atau yang sering disebut dengan naluri yang ada dalam diri manusia adalah kebutuhan ruh yang ada di dalam jasad, jika tidak terpenuhi maka akan menyebabkan kegelisahan.
Gharizah sendiri terbagi menjadi tiga antara lain :
a.Ghorizah Baqo' adalah Naluri Eksistensi yaitu naluri manusia yang ingin mempertahankan diri,menunjukan diri,ingin tampil,ingin terlihat,dan sejenisnya yang berkaitan dengan eksistensinya sebagai manusia,manusia yang selalu ingin terlihat lebih baik dari pada orang lain.
b.Gharizah Nau' adalah naluri ingin berpasangan (melestarikan keturunan) atau suka lawan jenis,makanya sekalipun seseorang itu menganggap dirinya gay atau suka sesama jenis maka itu BOHONG kalau dia tidak memiliki Naluri suka lawan jenis walaupun memang secara ilmu medis dia memiliki hormon yang membuat dia lebih dominan suka dengan sesama jenis, tapi hakekat aslinya manusia telah diciptakan dengan Naluri suka dengan lawan jenis dan itu tidak bisa dihapus ataupun dihilangkan walaupun dengan cara ilmu kedokteran atau medis.
c.Ghorizah taddayun' adalah naluri beragama atau ingin menyucikan sesuatu, maka BOHONG juga jika ada orang yang menganggap dirinya itu adalah seorang ateisme yang tidak percaya dengan adanya tuhan dalam hidupnya sebab kenapa, kembali lagi setiap manusia memang diciptakan sudah dengan satu set dengan dua kebutuhan utama yaitu hajatul udwiyah & Gharizah.
Sehingga jika dia tidak menyakini agama maka dia akan menyucikan sesuatu yang lain yang dianggap sebagai tuhannya seperti (Gelang keberuntungan,motifator terbaik,ibunya,patung,jimad, dan benda-benda atau makhluk yang lain yang memang menurut dia mampu memberikan keberuntungan atau kebutuhannya baik secara dzohir ataupun batin yang dia rasakan lewat nafsu ataupun nuraninya.
Nah Jika Kebutuhan dasar itu dipenuhi dengan cara yang benar dan baik sesuai aturan dan tuntunan yang benar maka hal tersebut bisa mendatangkan kebahagiaan yang hakikih, sebaliknya jika dipenuhi dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat,tatacara yang dianjurkan, dan yang baik maka bukan kebahagian sejati yang di peroleh melaikan kebahagiaan yang semu (sementara) kemudian akan timbul dan muncul masalah-masalah baru yang akan menjadi beban hidup, sehingga masalah dan beban hidup akan lebih besar dan lebih mendasar lagi.
Kemudian jika cara yang ditempuh telah salah maka tidak akan pernah ada kebahagian sejati sebelum kesalahan itu ditembus dengan penyesalan dan taubat nasuha, kemudian mulai memperbaiki cara yang sebagaimana yang dianjurkan atau tata cara yang sesuai dengan  syariat.
Kemudian berbicara tentang aturan dan resep yang benar berarti aturan dan tatacara itu harus datang dari Al-Khaliq yang itu pencipta manusia, sebab hanya penciptanyalah yang mampu mengetahui batas kemampuan makhluknya. Kalau aturan dan tatacara itu dibuat berdasarkan kemauan manusia atau makhluk maka kebahagiaan sejati itu tidak akan bisa tercapai disebabkan Manusia memiliki keterbatasan untuk mampu mengendalikan Nafsu dan dirinya sendiri.
Maka yang harus menciptakan aturan dan tatacara penggunaan Gharizah itu hanya datang dari Allah swt dan diturunkan melalui malaikan jibril dan malaikan jibril menyampaikan wahyunya kepada Rasulullah Saw. Dan bagi orang yang meragukan kebenaran yang disampaikan Allah swt lewat wasilah Rasulullah saw maka Allah swt pun menantang makhluknya.
Apa dalilnya ? yuk kita cek bersama :
Dalil ke - 1
Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."(Qs. Hud 11:13)
Dalil ke - 2
Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, "Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (Al-Qur'an), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (Qs. Yunus :10:38)
Dalil ke - 3
Â
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, "Sesungguhnya Al-Qur'an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)." Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa 'Ajam, padahal ini (Al-Qur'an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas. (Qs. An-Nahl 16:103)
Semoga dengan dalil-dalil itu sudah cukup membuat hati dan pikiran kita terbuka untuk mendengarkan dan melihat sesuai dengan akal sehat kita bahwasannya kebenaran itu memang mutlak datangnya dari Allah swt dan Rasulullah saw.
Wallahu a'lam Bissowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H