Ringinarum, Kendal (8/8) -- Universitas Diponegoro atau lebih dikenal dengan UNDIP merupakan salah satu kampus negeri di Semarang. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini UNDIP juga menerjunkan mahasiswanya untuk melakukan pengabdian masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun kegiatan KKN kali ini berbeda dengan KKN tahun sebelumnya karena adanya pandemi Covid-19 yang terjadi. Dampak pandemi covid-19 yang signifikan di bidang perekonomian dan memberikan efek darurat di bidang kesehatan, membuat kegiatan KKN tahun ini diusung dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)". Dengan tema tersebut, mahasiwa KKN harus melakukan kegiatan pengabdian di kampung halaman masing-masing dengan tetap menerapkan sosial distancing dan sesuai protokol kesehatan.
Salah satu wilayah KKN ada di Kabupaten Kendal, lebih tepatnya di Desa Wungurejo Kecamatan Ringinarum. Dengan berbekal ilmu yang telah didapat, Lucia Windayani salah satu mahasiswa Ekonomi Islam melakukan KKN di desa sendiri. Setelah melakukan pengamatan dan survey singkat mengenai permasalahan dan kebutuhan warga di Desa Wungurejo dalam masa pandemi ini, program kerja berbasis SDGs maupun pencegahan Covid-19 disusun menjadi dua kegiatan. Pertama adalah Pengenalan dan Budidaya TOGA dan kegiatan kedua membuat Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Sabun Jagung.
Pelaksanaan program pertama dilakukan pada minggu kedua tepatnya pada tanggal 18 Juli 2020, dengan dibantu perwakilan PKK dan beberapa masyarakat sebagai pesertanya. Program ini dilaksanakan dengan membagikan poster serta bibit tanaman TOGA. Untuk mencegah banyaknya orang berkumpul dalam satu ruang dan satu waktu, pelaksanaan program dilanjutkan dengan door to door mendatangi rumah warga.
TOGA (Tanaman Obat Keluarga) yang dipilih adalah jahe, sereh, kencur, kunyit serta temu lawak. Tanaman tersebut dipilih sebab mudahnya untuk dicari karena merupakan bumbu dapur, tetapi sebenarnya bumbu tersebut juga kaya akan manfaat untuk menjaga daya imun tubuh serta melindungi tubuh dari virus Covid-19 seperti sekarang ini.Â
Selain untuk menjaga daya tahan tubuh, budidaya TOGA menjadikan masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lebih bermanfaat. Pemanfaatan pekarangan rumah ini berfungsi sebagai ketahanan pangan keluarga.
Dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang menganggur, gerakan budidaya TOGA menjadi upaya pemberdayaan ekonomi keluarga yang tepat. Selain dapat digunakan sebagai obat, budidaya TOGA dapat menghasilkan manfaat yang rangkap, yaitu menjaga ketahanan pangan keluarga sebab hasil budidaya dapat digunakan sendiri untuk bumbu dapur tanpa khawatir harga pasaran akan melonjak naik di tengah pandemic.
"Pemanfaatan pekarangan rumah harus dilakukan secara optimal untuk menciptakan ketahanan pangan keluarga apalagi di era covid-19 ini. Masyarakat harus menjaga pola hidup dan menjaga daya tahan tubuh.Â
Adanya kegiatan pengenalan dan budidaya yang diajukan mahasiswa KKN UNDIP ini diharapkan mampu membuat masyarakat terinspirasi dan menjadikan pekarangan rumah sebagai pusat ketahanan pangan keluarga," tutur Pak Paminto Harjo selaku Kepala Desa Wungurejo.
Program selanjutnya yaitu Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Sabun Jagung, dilakukan pada minggu ketiga tanggal 25 Juli 2020. Program ini ditujukan kepada PKK Desa Wungurejo agar memiliki kegiatan yang produktif ditengah pandemi Covid-19 yang menyerang seperti sekarang ini. Pelaksanaan pelatihan pembuatan sabun jagung dilakukan disalah satu ruang Balaidesa Wungurejo.
Di dalam jagung juga terdapat minyak alami yang mengandung linoleic acid  yang ampuh untuk melawan jerawat dan merangsang kulit membentuk kolagen.Â
Dengan kandungan yang ada, jagung dapat dimanfaatkan dan dibuat sebagai sabun kecantikan. Tambahan bahan lain dalam pembuatan sabun jagung seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun serta essensial oil untuk menambah harum pada sabun jagung yang dibuat.Â
Pelatihan pembuatan sabun ini tidak berhenti hanya dalam pelatihan pembuatannya saja, melainkan juga cara pengemasannya. Kedepannnya produk sabun jagung ini akan didaftarkan pada Badan terkait perizinan agar kemudian dapat secara nyata dipasarkan.
Bahan yang digunakannya pun mudah ditemui karena kita hidup didesa yang kebanyakan petani maka menemukan jagung itu hal yang gampang, apalagi musim panen jagung baru saja tiba.Â
Dengan adanya pelatihan ini saya berharap PKK di Desa Wungurejo bisa berkembang dari yang sebelumnya konsumtif menjadi produktif," ujar Ibu Mursida, Ketua PKK Wungurejo saat dimintai tanggapan mengenai program KKN pembuatan sabun jagung. Kedepannya produk sabun jagung ini akan didaftarkan pada Badan terkait perizinan agar kemudian dapat secara nyata dipasarkan.
Penulis : Lucia Windayani, FEB 2017
Editor : Lusi Nur Ardhiani, S.Psi., M.Psi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H