Mohon tunggu...
Lucia Indrasworo Palupi
Lucia Indrasworo Palupi Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan Swasta Manufacturing, Time Traveller, Menuangkan isi hati dan imajinasi ke dalam tulisan

'hari ini harus lebih baik dari kemarin'

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ku Relakan Dikau Berjuang, Perwiraku!

19 September 2023   12:21 Diperbarui: 19 September 2023   12:22 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Bangun sayang...sudah waktunya sholat subuh..." bisik Willy sambil membelai anak rambut istrinya yang masih terlelap dipelukan dan mencium keningnya. "Masih mimpi indah rupanya..." gumamnya sambil tersenyum.

Diluar rumah minimalis mereka memang udara cukup dingin. Hujan lebat mengguyur Melaka sejak kemarin siang, saat Willy Landing di Kuala Lumpur Airport cuaca sudah gelap tertutup awan tebal. 

Indri semakin erat memeluk suaminya, seakan tak ingin dipisahkan. "Eeiittts...Adzan subuh sudah lewat sayang..." Willy masih terus membelai istrinya yang super manja dengan sabar. "Emang jam berapa sekarang Mas ?" tanya Indri masih dengan mata tertutup.

"Sudah jam 5 pagi sayang...yukkk sholat dulu." ajak Willy, sambil melihat Indri terduduk di ujung ranjang dengan mata masih tertutup, tapi kepalanya mengangguk. Tingkah istrinya yang seperti itulah yang bikin kangen Willy kala mereka hidup berjauhan.

Indri adalah WNI seorang akuntan yang ditugaskan ke kantor cabang ABC Electric Trading & Services (M) SDN.BHD di Melaka, Malaysia. Sedangkan Willy adalah seorang perwira POLRI yang bertugas di Jawa Tengah, Indonesia. Kisah cinta dua dunia yang berbeda dan terjaga oleh komitmen.

"Sayang, acara kita hari ini apa ?" Tanya Willy sambil melipat sajadah, kemudian meletakkan diatas nakas.  

"Biasa doonggg...cari es potong, jalan-jalan untuk olah raga di little Indian and makan nasi lemak beserta kerabatnya...hehehe.."

"Hadeuhhh...di tempat tugas banyak jalannya, masak cuti juga disuruh jalan ?" Jawab Willy sambil memeluk istrinya dari belakang yang sedang merapikan rambut di depan cermin rias.

"Pasal satu, istri adalah prioritas. Pasal dua, apabila suami protes harap mempelajari pasal satu." Jawab Indri sambil tertawa dan membalikkan badannya merangkul leher Willy dan mendekatkan wajah ke wajah suaminya. Willy pun langsung merespon godaan istrinya sambil mencium bibirnya seraya membopong ke atas peraduan kembali.

***

Cuaca sedang bersahabat, saat Willy dan Indri menyusuri jalan Pecinan yang legendaris. Berbagai jenis makanan tersedia. Indri lebih memilih belanja makanan tradisional di Tan Kim Hock. Selain rasa, bahan yang digunakan selalu yang premium. Hhhhmmm...Indri banget kalau soal hunting makanan, selalu mencari taste yang oke untuk memanjakan lidahnya.

Totebag Indri sudah penuh dengan berbagai macam snack kesukaannya. Saat mereka menuju ke selter taxi air tiba-tiba ponsel Willy berbunyi. Willy dengan segera menerima panggilan ponselnya, karena yang muncul dilayar tertulis My Boss.

"Siap Ndan !" Tampak muka Willy serius mendengar pembicaraan dari ponselnya

"Oke, saya usahakan secepatnya take Off ke Indonesia." Jawab Willy menutup pembicaraan dengan ponselnya

"Kenapa Mas ?" Tanya Indri penasaran

"Sayang, Mas harus segera kembali ke tempat tugas ada kegentingan disana yang mengharuskan Mas berada disana sampai dengan permasalahan jelas-jelas terselesaikan." Jawab Willy sambil menarik nafas berat sekali, paham akan kekecewaan istrinya.

"Tapi kan Mas lagi cuti saat ini..." celetuk Indri dengan suara tersendat menahan tangis sedihnya

"Sayang, ingat kan pasal satu : Tugas Negara adalah prioritas, Pasal dua : apabila istri merajuk agar mempelajari pasal satu." Kilah Willy sambil memeluk istrinya yang mulai meneteskan air mata sedih. Tumpahlah tangis kesedihan Indri dipelukan Willy. Willy membiarkan istrinya sesenggukan didadanya biar merasa lega.

"Sabarrrr...Ujian kita masih panjang sayang...Ingat, kita di Dunia hanya sesaat. Akhirat jauh lebih panjang perjalanannya nanti. Jalani dulu dengan sabar dan ikhlas Takdir kita di dunia ini ya..." Bujuk Willy semakin mempererat pelukannya, karena telah merasakan anggukan kepala Indri.

Pagi yang cerah

Dan senyum di bibir merah

Sejuta rasa bahagia

Yang kau berikan

Tiada lagi

Yang dapat kupersembahkan

Hanyalah laguku ini

Sebagai ungkapan cintaku

Kau di dalam pelukku

Diantara rambut yang terurai

Ku berikan semua 

Sepenuh jiwa

Diriku cintaku

Dan segalanya untukmu...

Sayup-sayup di Cafe seberang terdengar senandung Cinta penyanyi legendaris Indonesia : Chrisye, menyayat kalbu Willy yang terpaksa harus meninggalkan istrinya secepatnya. Demi tugas dan tanggung jawabnya sebagai prajurit. "Ya Allah...sampai kapankah aku harus selalu berjauhan dengan belahan hatiku ?" Rintih Willy dalam hati.

***

Keesokan harinya Pk 06.00 pagi Willy dan Indri sudah memarkir mobil Proton JWB 5169 di KL Airport. Tangan kiri Willy menarik Travel Bag dan tangan kanannya menggandeng Indri memasuki Terminal 2 Level 3. Tanpa banyak bercanda seperti biasa, mereka berjalan menuju Imigration Gate. Beberapa kali diliriknya wajah Indri yang masih datar tanpa ekspresi. Willy paham, baru satu hari dia membersamai istrinya menikmati cuti, tapi harus kembali ke tempat tugasnya saat ini. Beruntung mendapatkan ticket pesawat sesuai schedule kerja yang telah dirancang semaleman. 

"Sayang, maem dulu ya..." Bujuk Willy karena Indri selalu ngadat makan kalau moodnya kurang bagus.

"Enggak Mas...belum laper, jadwal check in jam brp ?" Indri balik mengajukan pertanyaan.

"Masih lama...check in jam delapanan. Masih sempet nemenin sarapan kalau mau." Jelas Willy sambil mengusap wajah Indri

"Sekarang sudah jam setengah delapan, Mas masuk aja deh takutnya antrian Imigrasi Checking panjang. Ntar ketinggalan pesawat."

Willy mengangguk setuju dan memeluk Indri kembali, sebagai tanda perpisahan. Dadanya mulai merasakan basah oleh air mata Indri, menembus sampai ke relung hatinya. "Ya Allah...kuatkan kami..." bisiknya ke telinga Indri. "Sabar ya sayang...tetaplah berbaik sangka kepada Allah." Nasehatnya

"Ya Mas...aku ikhlas dengan Takdir ini..." balas Indri ke suaminya "Jadikan tugasmu sebagai ibadah ya..."

Willy hanya bisa mengangguk menahan sesaknya dada, sambil mengusap air mata Indri yang mengalir deras dipipinya.

"Senyum sayang...jangan melepasku dengan tangis." pinta Willy dengan senyum dibibirnya

"Ya Mas...Maafkan aku belum bisa mendampingimu dan berada disisimu setiap waktu." Ucap Indri dengan senyum yang masih kaku

"Fokus selesaikan Tesisnya ya Mas...untuk mengisi kekosongan waktumu. Bayangkan aku ada disisimu saat kamu belajar." Lanjut Indri menasehati Willy.

"Oke, I love you..." sahut Willy sambil mengecup kening Indri

"I love you too." Indri membalas dengan mencium telapak tangan kanan Willy

 

  • Hello. Passengers of flight 56K76 bound for Indonesia with stops in Jakarta please boarding from gate C2, and please have your boarding pass ready and make sure that you have collected all your carry-on baggage. Thank you.

Pengumuman kepada para penumpang penerbangan telah diserukan melalui loudspeaker airport. Willy berjalan ke arah pintu keberangkatan International dengan melambaikan tangan ke arah Indri. Indri membalas dengan menempelkan telapak tangan ke bibirnya kemudian melambaikan tangan ke arah Willy sambil tersenyum.

"Ku lepas dikau Pahlawan, Ku Relakan dikau berjuang, Perwiraku !" Bisik Indri dalam hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun