dan bukan pula mas Rangga menolak untuk ditemui saat ini, tapi kondite sedang mas Rangga jaga sampai dengan kenaikan jabatan tiba
itupun mas Rangga juga tidak bisa memastikan waktunya. Maafkan mas Rangga ya...
Dilipat kembali surat yang beralamatkan Bonto Matene itu, setelah Cinta melihat Pak Ronny atasannya berdiri didepan ruang kerjanya sambil memberikan kode mau masuk ke dalam. Cinta hanya menganggukkan kepala.
"Mau join makan siang gak ?" Tanya Pak Ronny sambil mengamati mata Cinta yang masih agak basah "Heeyyy...are you Ok ?"
"I'm fine sir.." Jawab Cinta sambil menyeka ujung mata sipitnya "Oke, saya join...mau makan dimana emang ?" lanjut Cinta
"Saya mau tunjukkan ke kamu, mie ayam Medan yang istimewa...pasti kamu suka." Celoteh Ronny mengharap apresiasi "Yuuukkk."
Segera mereka berdua keluar dari ruang kerja dan turun menuju lobby utama menuju VIP parking. Volvo hitam dengan nomor cantik 888 kemudian meluncur ke jln. MT. Haryono. Tak ada percakapan dalam perjalanan. Cinta dan Pak Ronny sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Pak Ronny memarkir Volvo hitamnya di depan RM Medan yang sudah luber-luber pengunjungnya. Tapi waiter segera mengantarkan mereka ke meja no. 8 karena sudah reserve terlebih dahulu.
"Cinta, kamu boleh makan dulu...saya ke rumah sebelah itu dulu ya...ada sedikit perlu." Kata Pak Ronny sambil menunjuk rumah dua lantai di sebelah mie ayam Medan dengan pagar stainless steel dan pintu garasi kayu.
"Ngapain dia kesana...ngobrol sama tukang-tukang..."Gumam Cinta kepo melihat Pak Ronny dengan kaca mata hitamnya berbicara dengan para tukang yang sedang bekerja di rumah itu. "Aaahhh...urusan dia, mendingan aku makan dulu keburu kehabisan waktu makan siang." lanjutnya.
"Hhhuuufffttt...panasss." Pak Ronny sambil menyodorkan coke dingin ke Cinta "Nihhh...buat kamu."
"Kan udah minum es teh tadi, kok minum minuman dingin lagi...nanti cepat kena Flue lhooo..." Cinta menolak botol dingin yang disodorkan Pak Ronny untuknya sambil menasehati.