Bambankerep, Semarang (15/07/2022) - Penyalahgunaan obat-obatan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dilakukan siapa saja. Perwakilan BNN (Badan Narkotika Nasional); Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose menyatakan adanya peningkatan penyalahgunaan obat-obatan di Indonesia sebanyak 0.15% pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Angka ini bukanlah angka yang sepele karena jumlah pengguna narkoba sampai akhir tahun 2021 adalah 3.66 juta jiwa.Â
Masalahnya, kegiatan seperti sosialisasi sudah dianggap hal yang biasa dan tidak menarik bagi masyarakat; terutama remaja. Pada kenyataannya, remaja merupakan kaum yang rentan akan penyalahgunaan obat-obatan karena peer pressure maupun rasa ingin tahu yang tinggi. Orang dewasa pun tak luput dari potensi penyalahgunaan obat-obatan yang dapat disebebkan faktor tekanan - baik berupa ekonomi, pekerjaan, rumah tangga, dan masih banyak lagi. Anak-anak jika tidak dididik sejak dini terkait narkoba juga kerap menjadi sasaran kejahatan - karena sekarang, narkoba sudah banyak variannya. Salah satunya adalah LSD yang berbentuk mirip kertas prangko dengan gambar menarik.Â
Sesuai pernyataan Bapak Agung Susilo selaku lurah Bambankerep saat ini, baru-baru saja terjadi penangkapan warga setempat atas penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Menurut beliau, kedatangan TIM II KKN UNDIP 2022 tepat waktu untuk membantu pejabat desa dan BHABINKAMTIBNAS setempat terkait gerakan anti narkoba.Â
Pada tanggal 15 Juli 2022 telah diadakan lomba Satkamling Tingkat Polda Jateng. Sesuai dengan rekomendasi Bapak Agung Susilo, kami berkontribusi dalam kegiatan tersebut dengan membantu berjalannya drama yang ditampilkan di awal acara. Selaku mahasiswa Sastra Inggris yang menghabiskan banyak waktu dengan karya sastra terutama drama; kontribusi author di sini sebagai pengarang naskah, asisten sutradara, dan pemeran.Â
Peran pemuda yang ada dalam naskah berjudul "HALU MULU!" - dibuat sedemikian rupa dengan faktor penyebab penggunaan narkoba. Tokoh Eden merupakan seorang pengedar di kelompok pertemanannya. Awalnya, ia menjadi pengguna karena orang tuanya menerapkan tiger parenting yang menyebabkan ia tertekan.Â
Sementara tokoh Adya menggunakan narkoba karena rumah tangga orang tuanya tidak harmonis. Untuk tokoh Ezra dan Aga hanya ikut-ikutan teman sebaya mereka agar terlihat keren. Setelah tokoh Elen dan Anita masuk panggung, mereka pun diganggu oleh tokoh Adya dan Ezra. Kejadian ini menandakan bahayanya penyalahgunaan obat-obatan. Tidak hanya merugikan diri sendiri, namun lingkungan sekitar juga terkena imbasnya.Â
Dari drama ini telah ditunjukkan bahwa kondisi rumah adalah kondisi yang paling sering menjadi penyebab penyalahgunaan obat-obatan. Hal sepele seperti ikut-ikutan, pada faktanya sangat mempengaruhi pola pikir seorang pemuda.Â
Selebihnya, edukasi langsung melalui dialog drama dilakukan oleh sutradara yang tak lain adalah Bapak Khamdani sebagai BHABINKAMTIBNAS Kelurahan Bambankerep saat ini.Â