Untuk kategori baris, Â Timuran mendapatkan poin 126, Al anhar mendapatkan poin 135, Tamtama mendapatkan poin 133, Al huda mendapatkan poin 143, Baiturrohim mendapatkan poin 142, Apika mendapatkan poin 141, Darussalam mendapatkan poin 135, Baitulkarim mendapatkan poin 137.
Untuk kategori kostum, Â Timuran mendapatkan poin 90, Al anhar mendapatkan poin 134, Tamtama mendapatkan poin 130, Al huda mendapatkan poin 132, Baiturrohim mendapatkan poin 144, Apika mendapatkan poin 125, Darussalam mendapatkan poin 139, Baitukarim mendapatkan poin 120.
Untuk kategori Display, Timuran mendapatkan poin 118, Al anhar mendapatkan poin 137, Tamtama mendapatkan poin 145, Al huda mendapatkan poin 120, Baiturrohim mendapatkan poin 127, Apika mendapatkan poin 120, Darussalam mendapatkan poin 129, Baitukarim mendapatkan poin 135.
Untuk kategori Musik, Timuran mendapatkan poin 75, Al anhar mendapatkan poin 83, Tamtama mendapatkan poin 106, Al huda mendapatkan poin 102, Baiturrohim mendapatkan poin 105, Apika mendapatkan poin 98, Darussalam mendapatkan poin 88, Baitukarim mendapatkan poin 96.
Untuk kategori Lampion, Timuran mendapatkan poin 133, Al anhar mendapatkan poin 144, Tamtama mendapatkan poin 137, Al huda mendapatkan poin 145, Baiturrohim mendapatkan poin 143, Apika mendapatkan poin 134, Darussalam mendapatkan poin 140, Baitukarim mendapatkan poin 141.
Untuk kategori Takbir, Timuran mendapatkan poin 80, Al anhar mendapatkan poin 82, Tamtama mendapatkan poin 80, Baiturrohim mendapatkan poin 86, Apika mendapatkan poin 81.5, Darussalam mendapatkan poin 83, Baitulkarim mendapatkan poin 81.
Meskipun kontingen yang dapat mengikuti festival ini tidak sebanyak tahun tahun sebelumnya, banyak sekali penonton yang hadir untuk ikut meramaikan acara ini. Karena masih adanya COVID 19 di Indonesia maka para penonton tidak diperbolehkan untuk menonton dari halaman Museum Perjuangan Yogyakarta. Semua penonton hanya diperbolehkan menonton di sepanjang Jl. Kolonel Sugiyono. Oleh karena itu timbul kemacetan yang cukup parah sehingga menciptakan suasana yang crowded di festival takbiran kali ini, hal itu menuai banyak komentar serta kritikan dari para penonton. Pada tahun-tahun sebelumnya di pertigaan jalan ditutup sebelum dimulainya acara, hal ini dilakukan agar kendaraan kendaraan yang melintas tidak mengganggu dan membahayakan selama berjalannya festival takbiran ini, tetapi pada kali ini jalanan tidak ditutup sehingga kendaraan masih bebas melintas dan menimbulkan kemacetan karena harus bergantian untuk menggunakan jalan.
"Sebenarnya memang sudah dilakukan proses buka tutup di jalan, akan tetapi penumpukan penonton yg berada di depan start mengakibatkan arus lalu lintas tidak terlalu lancar. Kami sdh berusaha mengarahkan penonton agar dapat menonton di pinggir jalan, akan tetapi karena animo masyarakat yg ingin menonton juga besar, dan mereka sampai memakan jalan, mengakibatkan sistem buka tutup menjadi seperti tidak/kurang berjalan baik" ujar salah satu panitia dari PHBI Mergangsan ketika ditanya melalui DM Instagram.
Meski begitu acara ini tetap patut diapresiasi karena telah mengembalikan ruh malam lebaran masyarakat dengan mengadakan festival takbiran ini walau banyak hal yang masih dibatasi. Semoga di tahun tahun selanjutnya perayaan festival takbiran sudah bisa Kembali seperti sedia kala dengan keseruan dan kemeriahan yang lebih dari tahun tahun sebelumnya.