Setelah sebulan penuh berpuasa, umat islam di Indonesia biasanya merayakan akhir Ramadhan dengan mengadakan festival takbiran. Dengan beriring iringan membawa lampion, mengumandangkan takbir serta berkeliling kampung dengan teman sebaya, takbiran menjadi salah satu tradisi lebaran yang selalu dinanti dari tahun ke tahun.
Awalnya tradisi takbiran ini hanya menggunakan obor dan berkeliling di desa desa setempat sambil mengumandangkan takbir, tetapi setelah banyaknya inovasi kini takbiran telah berevolusi menggunakan lampion, berbagai koreografi cantik serta maskot maskot keren.
Takbiran merupakan bentuk syukur umat Islam kepada Allah SWT untuk menyambut kemenangan hari raya. Isi dari takbiran sendiri merupakan pujian pujian serta ungkapan syukur kepada Allah SWT. Perintah untuk mengumandangkan takbiran di malam sebelum hari raya itu sendiri lebih disunnahkan. Waktu takbiran yang dianjurkan dalam Islam itu sendiri dari mulai malam 1 syawal sampai selesai sholat ied.
PHBI Mergangsan atau Panitia Hari Besar Islam Mergangsan rutin mengadakan festival takbir dari tahun ke tahun. Karena kepopulerannya, biasanya peserta dari festival takbiran yang diadakan oleh PHBI Mergangsan ini  datang dari hampir se DIY. Sayang sekali pandemi COVID 19 membuat festival takbiran yang diselenggarakan oleh PHBI Mergangsan ini harus ditiadakan demi mematuhi protokol COVID 19 karena jumlah kasus yang masih tinggi. Setelah dua tahun lamanya, tepatnya pada 1 Mei 2022 akhirnya PHBI Mergangsan bisa menggelar festival takbiran ini kembali. Meskipun begitu, festival takbiran ini belum bisa berjalan sama seperti tahun tahun sebelumnya, peserta dari festival takbiran ini yang biasanya mencapai sekitar 20 kontingen, tahun ini lebih dibatasi sehingga hanya diperbolehkan diikuti oleh 8 kontingen. Herannya meski begitu festival takbiran ini tetap mendapatkan antusiasme yang tinggi. 8 kontingen yang terdaftar mengikuti festival takbir keliling yang diselenggarakan oleh PHBI Mergangsan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kontingen Remaja Masjid Timuran
2. Kontingen Remaja Masjid Al Anhar Keparakan
3. Kontingen Remaja Masjid Tamtama Prawirotaman
4. Kontingen Remaja Masjid Al Huda Keparakan
5. Kontingen Remaja Masjid Baiturrohim Brontokusuman
6. Kontingen APIKA Karanganyar
7. Kontingen Remaja Masjid Darusalam Pujokusuman
8. Kontingen Remaja Masjid Baitul Karim Karanganyar
Festival takbir ini berpusat di Masjid Baiturrohim, Brontokusuman atau di halaman Museum Perjuangan Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh diantaranya Bapak Lurah Brontokusuman, Bapak Wakil Walikota Yogyakarta, sesepuh kampung brontokusuman yaitu Bapak Jumirin, takmir Masjid Baiturrohim  yaitu Bapak Arif Riantoro, serta ketua PHBI Mergangsan yaitu RM. Hening. Selain itu bagian keamanan dari acara ini dipercayakan kepada KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) dan Paksi Katon (Pasukan Seksi Keamanan Kraton).
Acara festival takbir ini dimulai pukul 20.00 WIB yang dimulai dengan pembukaan, sambutan oleh tokoh tokoh, pembacaan kalam Ilahi, pembukaan simbolis oleh  Bregodo dari Brontokusuman yang Bernama "Bregodo Kusumo Bronto", lalu dilanjutkan oleh para peserta dan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB. Rute yang digunakan kali ini tidak terlalu jauh, dimulai dari Museum Perjuangan Yogyakarta sampai Jokteng Wetan.
Berdasarkan akumulasi dari penilaian para juri sebagai penentu juara umum, maka berikut hasil dari penilaiannya:
Juara Umum 1 Kontingen Remaja Masjid Baiturrohim Brontokusuman
Juara Umum 2 Kontingen Remaja Masjid Tamtama Prawirotaman
Juara Umum 3 Kontingen Remaja Masjid Al Huda Keparakan
Tiap juara umum mendapatkan hadiah berupa thropy dan uang pembinaan
Kategori yang diperebutkan dalam perlombaan ini diantaranya adalah Takbir, Kostum, Musik, Display, Lampion, Baris dan Ketaatan Prokes. Tiap kategori mendapatkan trophy kategori 1, 2, dan 3.
Untuk kategori baris, Â Timuran mendapatkan poin 126, Al anhar mendapatkan poin 135, Tamtama mendapatkan poin 133, Al huda mendapatkan poin 143, Baiturrohim mendapatkan poin 142, Apika mendapatkan poin 141, Darussalam mendapatkan poin 135, Baitulkarim mendapatkan poin 137.
Untuk kategori kostum, Â Timuran mendapatkan poin 90, Al anhar mendapatkan poin 134, Tamtama mendapatkan poin 130, Al huda mendapatkan poin 132, Baiturrohim mendapatkan poin 144, Apika mendapatkan poin 125, Darussalam mendapatkan poin 139, Baitukarim mendapatkan poin 120.
Untuk kategori Display, Timuran mendapatkan poin 118, Al anhar mendapatkan poin 137, Tamtama mendapatkan poin 145, Al huda mendapatkan poin 120, Baiturrohim mendapatkan poin 127, Apika mendapatkan poin 120, Darussalam mendapatkan poin 129, Baitukarim mendapatkan poin 135.
Untuk kategori Musik, Timuran mendapatkan poin 75, Al anhar mendapatkan poin 83, Tamtama mendapatkan poin 106, Al huda mendapatkan poin 102, Baiturrohim mendapatkan poin 105, Apika mendapatkan poin 98, Darussalam mendapatkan poin 88, Baitukarim mendapatkan poin 96.
Untuk kategori Lampion, Timuran mendapatkan poin 133, Al anhar mendapatkan poin 144, Tamtama mendapatkan poin 137, Al huda mendapatkan poin 145, Baiturrohim mendapatkan poin 143, Apika mendapatkan poin 134, Darussalam mendapatkan poin 140, Baitukarim mendapatkan poin 141.
Untuk kategori Takbir, Timuran mendapatkan poin 80, Al anhar mendapatkan poin 82, Tamtama mendapatkan poin 80, Baiturrohim mendapatkan poin 86, Apika mendapatkan poin 81.5, Darussalam mendapatkan poin 83, Baitulkarim mendapatkan poin 81.
Meskipun kontingen yang dapat mengikuti festival ini tidak sebanyak tahun tahun sebelumnya, banyak sekali penonton yang hadir untuk ikut meramaikan acara ini. Karena masih adanya COVID 19 di Indonesia maka para penonton tidak diperbolehkan untuk menonton dari halaman Museum Perjuangan Yogyakarta. Semua penonton hanya diperbolehkan menonton di sepanjang Jl. Kolonel Sugiyono. Oleh karena itu timbul kemacetan yang cukup parah sehingga menciptakan suasana yang crowded di festival takbiran kali ini, hal itu menuai banyak komentar serta kritikan dari para penonton. Pada tahun-tahun sebelumnya di pertigaan jalan ditutup sebelum dimulainya acara, hal ini dilakukan agar kendaraan kendaraan yang melintas tidak mengganggu dan membahayakan selama berjalannya festival takbiran ini, tetapi pada kali ini jalanan tidak ditutup sehingga kendaraan masih bebas melintas dan menimbulkan kemacetan karena harus bergantian untuk menggunakan jalan.
"Sebenarnya memang sudah dilakukan proses buka tutup di jalan, akan tetapi penumpukan penonton yg berada di depan start mengakibatkan arus lalu lintas tidak terlalu lancar. Kami sdh berusaha mengarahkan penonton agar dapat menonton di pinggir jalan, akan tetapi karena animo masyarakat yg ingin menonton juga besar, dan mereka sampai memakan jalan, mengakibatkan sistem buka tutup menjadi seperti tidak/kurang berjalan baik" ujar salah satu panitia dari PHBI Mergangsan ketika ditanya melalui DM Instagram.
Meski begitu acara ini tetap patut diapresiasi karena telah mengembalikan ruh malam lebaran masyarakat dengan mengadakan festival takbiran ini walau banyak hal yang masih dibatasi. Semoga di tahun tahun selanjutnya perayaan festival takbiran sudah bisa Kembali seperti sedia kala dengan keseruan dan kemeriahan yang lebih dari tahun tahun sebelumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI