Hujan masih saja terus turun sore itu. Kalin dan Nayla termenung sejenak memandangi riakan air di kolam telaga yang airnya hijau itu.
Kalian menyesal?
"Penyesalan itu hanya milik orang-orang bodoh," kata Nayla sembari merapatkan kedua tangannya.
"Ya, dan nasi sudah menjadi bubur, bukan?" tambah Kalin.
Ia lemparkan pandangannya ke atas langit. Kedua remaja ini pun hanya bisa menjawab tidak tahu, ketika penulis bertanya sampai kapan mereka akan menjalani profesi tersebut.
"Tapi bagiku pendidikan adalah nomor satu, dan Saya ingin menjadi seorang Bidan," ungkap Nayla.
"Kalau aku ingin menjadi Insyinyur Pertanian," kata Kalin tak mau ketinggalan.
Keduanya pun tersenyum.Â
"Buka mata, buka hati, lihat dan rasakan, ini persoalan bersama", pungkas Ahmad Sofian.
Nayla, Kalin, tetaplah semangat, semoga cita dan mimpi kalian tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H