Sebagai informasi, ada sekitar 15 orang teman-teman sekelas Nayla yang memiliki profesi persis seperti dia. Bisa dibayangkan, itu baru jumlah di dalam kelasnya saja. Kelas-kelas yang lain?
"Ada juga. Tapi aku tidak perduli lah. Selama mereka tidak mengambil Tubang tetap aku, ya cuek saja," ucap Kalin menimpali.
Rupanya, Nayla dan Kalin sependapat soal menjaga Tubang tetap mereka dan menjauhinya dari teman-teman yang berprofesi sama seperti mereka.
"Wah, kalau dikenali nanti payah. Bisa-bisa Tubang itu malah naksir sama teman aku. Terus Tubang itu jadi tidak mau lagi samaku. Jadi bagaimana nasib awak nanti," bilang Nayla.
Kalin pun mengangguk-angguk pertanda setuju dengan Nayla.
Boy: Saya Ketagihan untuk Mencicipi Kepolosan dan Keluguan Mereka
Panggil saja ia Boy. Pria ini tak mau dipanggil dengan sebutan Om.
"Om membuat Saya terkesan tua," katanya ketika ditemui di salah satu Food Court sebuah Mall yang berlokasi di jalan Thamrin, Medan.
Pria 40 tahun ini mengaku sudah lebih dari lima remaja yang dikencaninya. Proses untuk mendapatkan remaja-remaja yang masih duduk dibangku sekolah itu pun mudah saja baginya.
"Saya punya banyak relasi yang kenal dengan banyak remaja-remaja yang doyan bermain Tubang," ungkapnya.
Cara menandakannya pun gampang saja. Kata Boy, pandangi matanya, kemudian berikan senyuman sedikit sembari ajak dia lewat bahasa tubuh kita. Bila ia tersenyum juga, jadi tunggu apa lagi?" ujarnya.