"Awalnya dikenali sama teman. Lalu dibawa ke Hotel untuk bertemu dengan Tubang iu," ungkap Nayla yang masih berstatus sebagai pelajar SMP Negeri kelas II Medan ini, Kamis (13/12/2007) di salah satu cafe yang berlokasi di kecamatan Medan Johor.
Nayla tak sendirian, ia bersama Kalin (bukan nama sebenarnya), yang juga ingin membagi kisahnya. Nayla, sulung dari dua bersaudara ini mengungkapkan, tak merasa canggung bertemu dengan pria yang usianya persis seperti ayahnya itu, yakni sekitar 39 tahun.
"Aku ingat ayahku saat itu," ujarnya sembari memainkan sedotan di dalam gelas minuman juice kweni yang dipesannya.
Nayla mengaku diam saja, tatkala Tubang yang ia panggil dengan sebutan Koko ini membuka kancing bajunya, satu persatu.Â
Lalu?
"Koko itu menyuruh aku tidur dan ya terus begituin aku," katanya.
Bibir tipisnya pun basah ketika ia menyeruput minuman juice dingin tersebut.Â
"Rasanya tak enak. Sakit," ucapnya polos.
Tak sampai tujuh menit, episode kamar 207 di sebuah hotel yang berlokasi di jalan Imam Bonjol Medan itu pun usai. Ia pun bergegas ke kamar mandi, kembali mengenakan bajunya dan berdiri mematung di depan Koko yang sedang duduk di bibir tempat tidur, sembari menghitung uang di dalam amplop dan menyerahkannya kepada Nayla.
Remaja 14 tahun ini pun bergegas pergi sambil mengucapkan terima kasih dan meninggalkan Koko yang hanya dalam keadaan berhanduk saja. Ia pun meninggalkan hotel itu, kemudian menyetop kendaraan angkutan kota (angkot) menuju rumahnya di jalan Brigjend Katamso, Medan.
Kini, Nayla tak canggung lagi. Ia bilang sudah ada 20 Tubang yang pernah dikencaninya. Dua diantaranya adalah Tubang tetap miliknya.