Cerpen Karangan: Luber Sitanggang
Namanya Tina. Semua bermula kira -- kira ditahun 2013 - 2014 ketika itu Tina tinggal ngekos di daerah jelambar Jakarta Barat. Tina seorang perempuan bertipe sederhana, baik, Â parasnya manis dan miliki senyum khas dan soal pekerjaan Tina adalah tipe pekerja keras. Kala itu media sosial Facebook sedang menjadi gandrungan banyak orang termasuk Tina.
Suatu hari Tina melihat foto Profil seseorang diberanda facebook yang seolah dia kenal, dan mencoba memberanikan diri bertanya apakah benar dia adalah orang yang ada dalam pikirannya. Tidak lama komentarnya dalam Facebook langsung berbalas, ternyata yang dimaksud memang benar karena sebenarnya mereka masih berasal dari kampung yang sama.
Ya.. Lam adalah nama laki-laki yang dimaksud oleh Tina. Semakin hari semakin intens mereka berkomunikasi baik lewat BBM maupun langsung lewat telpon yang saling membuat mereka semakin dekat satu sama lain. Dan akhirnya mereka sepakat untuk bertemu disuatu tempat, tepatnya di daerah Cengkareng.Â
Lam datang menghampiri Tina dengan pikiran yang tidak menentu karna Lam sendiri sudah sangat lama tidak pernah ketemu dengan Tina. Perlu diketahui bahwa dikampung dulu Tina adalah gadis pujaan bagi setiap laki -- laki disana, Tina juga mengenyam pendidikan tinggi disalah satu universitas di Kota Medan sebelum akhirnya merantau ke Jakarta. Sedangkan Lam dulu masih anak kecil yang perbedaan usia mereka sekitar 7 tahun Ina lebih tua dari Lam.
Sesampainya Di Cengkareng Lam menunggu Tina datang menjemputnya dari dalam Komplek, sementara  Lam berdiri dekat minimarket sambil menyalakan sebatang rokok dengan mata yang selalu menoleh ke gerbang komplek menunggu kedatangan Tina. Tidak lama kemudian muncul seorang perempuan berparas manis, badan langsing dan dengan senyum khas langsung menghampiri. " Lam? " Katanya sambil menunjukkan jarinya. Lam langsung menjawab " Iya Tan" (Tante) Panggilan Tan memang panggilan yang dipakai oleh Lam sama Tina karena usianya lebih tua dari Lam.
" Wah beda banget ya kamu sekarang? Dulu kamu itu masih kecil dan ingusan lagi'' Canda Tina mencairkan suasana.' Lam membalas dengan canda" Iya Tan masa ia mau kecil terus, sekarang sudah besar donk hahaha".balas Lam.
Sembari menuju tempat Tina tinggal Lam masih tidak habis pikir Tina masih terlihat sangat muda, bahkan tidak sesuai dengan perawakan perempuan seusianya pada umumnya. Selain orangnya memang sangat ramah, badannya yang langsing, parasnya yang manis ditambah lagi senyum yang membuat adem siapapun yang memandangnya.
Hari terus berjalan dengan seiringnya waktu. Benih cinta pun tumbuh diantara mereka. Tina dan Lam sepakat untuk menjalani saja dulu hubungan mereka tanpa memikirkan apapun termasuk perbedaan usia diantara mereka. Hubungan diantara mereka semakin erat dengan saling memberi perhatian satu sama lain dan saat itu Lam juga sangat merasakan perbedaan hidup dengan hadirnya Ina sebagai kekasihnya. Tina benar-benar menjadi penyemangat hidupnya bahkan Tina rela berkorban materi kala Lam mengalami masalah dalam usahanya dan Tina selalu berpesan disetiap hari agar Lam serius dan gigih dalam berusaha serta menjalani pola hidup yang sehat karena Tina tidak mau terjadi apa -- apa atau sesuatu hal yang buruk terjadi dengan kekasihnya.
Begitu juga dengan Lam, semakin hari semakin besar rasa cinta dan kasihnya untuk Tina. Menurutnya dia menjadi laki -- laki beruntung yang bisa mendapatkan hati seorang Tina yang begitu tulus. Hari pun terus berjalan, Tina tidak pernah lupa akan perhatiannya terhadap Lam. Setiap Lam berkunjung ke Tempat Kos nya, Tina selalu menyempatkan diri mengecek mobil Lam dan memastikan tersedianya air putih, susu dan vitamin didalam mobilnya dan ketika makan bersama Tina tidak pernah mau pesan untuk dirinya sendiri selalu makan dengan berbagi apa yang Lam pesan, sunggulah mereka berdua romantis dan semakin yakin satu sama lain. Â
Kemudian hari pun terus berlalu. Lam mulai berpikir tidak ingin lagi menyianyiakan perempuan baik seperti Tina dan menceritakan perihal hubungannya kepada salah satu keluarga dekatnya yaitu abangnya Lam. Seperti gayung bersambut keluarga dekatnya pun setuju jika Lam akan membawa hubungannya dengan Tina kejenjang yang lebih serius sehingga esoknya Lam bersama abang dan pamannya Lam berkunjung ke Kosan Tina dan disambut bahagia oleh Tina karna dalam hatinya bahagia karna kekasihnya tidak main main dengannya karena sudah memberitahukan hubungannya dengan keluarga Lam. Tina pun dengan sigap menyediakan minuman dan makanan sebagai teman ngobrol mereka yang penuh dengan keceriaan sampai tamu spesialnya akhirnya pulang.
Namun siapa yang sangka bahwa itu menjadi awal masalah hubungannya dengan Lam. Proses tersebarnya hubungan Tina dengan Lam sampai ketelinga keluarga besar Lam maupun keluarga besar Tina. Dari sana mulai ada pro dan kontra diantara keluarga Lam karena alasan perbedaan usia Lam dengan Tina yang terpaut 7 tahun. Lam seyogianya belum siap untuk menyampaikan perihal hubungannya ke keluarga besarnya, lagi menunggu moment yang sangat tepat. Namun karena sudah menyebarnya kabar hubungan itu ditengah tengah keluarga dan si Tina banyak dibicarakan yang tidak tidak, Lam pun tidak tahan jika kekasihnya harus diomongin keluarganya yang tidak benar. Sesungguhnya Lam sendirilah yang mengetahui bagaimana Tina memperlakukannya. Â
Perang batinpun terjadi pada diri Lam harus berbuat apa dan bagaimana harus berhadapan dengan Tina kekasihnya yang sudah begitu baik padanya. Melanjutkan hubungannya artinya tanpa restu dan memberitahu permasalahannya artinya akan menyakiti dan menghancurkan hati kekasihnya. Lam seperti tidak tau akan berbuat apa. Akhirnya Lam sementara waktu membiarkan dirinya berdiam diri sambil berpikir bagaimana jalan keluarnya yang terbaik, sampai -- sampai dirinya mengabaikan sms, bbm dan telpon dari Tina kekasihnya karena belum siap memberitahukan kenyataan.
Hancur hati Lam mengalami kenyataan hubungannya dengan Tina kekasihnya mendapat penolakan dari keluarganya. Ditempat lain Tina pun mulai gelisah tak ada kabar dari kekasihnya beberapa hari terakhir tidak seperti biasanya dan mulai berfirasat buruk akan hubungannya dengan Lam tapi dalam suasana hati seperti dihancurkan oleh ombak hingga berderai, Tina tetap dengan sabar menunggu kabar dari kekasihnya Lam.
Berulang -- ulang Tina mencoba sambungkan telpon selulernya dengan Lam, sementara Lam sendiri belum berani berkata apa -- apa kecuali hanya diam memandangi nama kekasihnya terpampang memanggil dilayar handphone miliknya.Â
Dan akhirnya dalam suasana yang sunyi dan penuh airmata, Notifikasi bbm masuk dari Tina dibuka oleh Lam. " hey kamu apa kabar?, Semua baik -- baik ajakah? Jika ada masalah datanglah kemari dan kita bicarakan bersama. Aku juga sepertinya merasakan suatu firasat yang buruk tentang hubungan kita, tapi ga apa -- apa aku siap dengan hal terburuk sekalipun karena cintaku untukmu itu " unconditional Love " tutup bbm Tina
Lam tak kuasa menahan airmata membaca pesan singkat Tina kekasihnya, tak terbayang olehnya bagaimana hancurnya perasaan Tina yang sudah beberapa hari ini tidak mendapat kabar darinya. Tanpa pikir panjang lagi Lam langsung bergegas menuju tempat Tina di jakarta barat, sepanjang jalan menuju kosan, mata Lam yang sudah bengkak memerah tak henti menitikkan airmata, sambil terbayang pertemuannya nanti dengan Tina kekasihnya.
Sesampainya di depan kos Tina kekasihnya Lam terlebih dahulu menghela nafas panjang, coba menghilangkan rasa sesak di dadanya setelah beberapa hari terakhir perang batin perihal hubungannya yang tak mendapat restu. Diusapnya airmata di pipinya agar Tina kekasihnya tidak tau baru saja ia menitikkan airmata yang begitu banyak walau mata merah bengkaknya sulit untuk disembunyikan.
Lam mengetok pintu kamar kos Tina sembari memegang engsel pintu yang ternyata tidak dikunci oleh Tina. Lam masuk dan melihat kekasihnya yang sedang menangis sesegukan diatas kasur, badannya gemetar dan matanya ditutupi kedua tangannya yang menyilang. Lam tak kuasa melihat Tina kekasihnya dan kembali ikut menangis sembari mencoba meraih kedua tangan kekasihnya dan memeluknya dengan erat.Â
Mereka berpelukan dengan erat berurai airmata tanpa bicara satu sama lain. Mereka berdua berusaha untuk melepaskan semua beban berat yang mereka alami dengan menangis sejadi jadinya seperti pertanda bahwa itu pelukan terakhir diantara mereka.
Malam itu menjadi malam yang tak terbayangkan sebelumnya akan terjadi, Ina terus saja menangis tidak berhenti yang semakin membuat Lam Panik tidak tau harus berbuat apa- apa.
Dalam hati Lam memikirkan banyak hal yang Lam pertimbangkan tentang hubungannya dengan Tina. Jika dia berusaha melanjutkan dia tidak tau butuh berapa lama harus meyakinkan keluarganya untuk merestui hubungannya, sementara Lam memikirkan Usia kekasihnya yang semakin bertambah dan juga tidak tahan jika Tina kekasihnya yang baik itu dibicarakan yang nggak nggak yang dapat menyakiti hatinya. Lam sangat khawatir jika pun nanti hubungannya dipaksakan Tina sudah pasti tidak nyaman bahkan tersiksa perasaannya ditengah tengah keluarga Lam.
Malam pun semakin larut, Lam harus pulang dari kosan Tina. Lam mencoba beranikan diri mengajak Tina bicara, mereka berdua saling bicara dengan penuh airmata satu sama lain. Lam mencoba menjelaskan dengan terbata bata semua kenyataan yang terjadi, bahkan satu satunya jalan untuk bersama adalah dengan kawin diam diam. Namun Tina adalah gadis yang baik dan taat beribadah, Tina tidak pernah setuju dengan cara itu. Tina berkata jika memang ini adalah takdir dia akan terima hanya saja dia sedikit menyesalkan kenapa Lam kekasihnya tidak berusaha memperjuangkan hubungannya. Tapi dengan penuh isak tangis dan airmata, Tina mencoba menerima kenyataan bahwa takdirnya memang begitu.
"entah kenapa orang orang yang aku sayangi selalu pergi meninggalkan aku" ucap Tina di pelukan Lam. Tapi sekarang aku lega kita sudah bertemu, perlu kamu tahu walau hatiku sangat hancur saat ini, rasa cinta dan sayangku sama kamu itu unconditional Love, jadi kamu tidak usah khawatir aku pasti akan baik baik saja, demikian juga dengan kamu" ucap Tina dengan bibir yang bergetar sambil mengusap airmata nya.
Lam memeluknya semakin erat, betapa dia telah menjadi laki laki bodoh yang sudah menyakiti hati Tina kekasihnya yang begitu cinta dan sayang dengannya. Namun saat itu tidak ada yang Lam bisa perbuat, biarlah dirinya dianggap laki laki pengecut yang tidak mau memperjuangkan kekasihnya. Satu hal yang Lam tidak mau adalah jangan hanya karena dirinya Tina kekasihnya nantinya terhambat masa depan, dan juga tersakiti oleh orang -- orang yang tidak setuju dengan hubungannya.
"Maafkan aku laki -- laki bodoh ini" ujar Lam. Aku memang tidak pantas untukmu, tidak sepadan denganmu, kamu begitu baik, begitu menyayangiku namun yang aku lakukan adalah menyakiti hatimu seperti ini, percayalah sampai kapanpun kamu akan selalu punya tempat spesial disisi ruang lain hatiku yang disana hanya ada kamu." Tambah Lam sambil tak kuasa menahan airmata.
"Aku bersumpah tidak akan pernah menikah duluan sebelum kamu dipinang oleh laki -- laki baik yang bisa membahagiakanmu" ucap Lam.Â
Lam meyakinkan pada dirinya bahwa jika Ia harus menikah harus terlebih dahulu melihat Tina menikah. Lam tidak ingin Tina putus asa dan melajang seumur hidup terlebih usianya yang sudah diatas kepala tiga, karena itu benar benar akan membuatnya merasa bersalah seumur hidup yang menyakitkan.
Waktu kembali berlalu hingga dimana hari perpisahan dimulai. Tina dan Lam seolah sudah bisa menerima kenyataan walau dalam hati satu sama lain masih terasa sakit penuh luka. Namun komunikasi diantara mereka tetap terjalin untuk memastikan satu sama lain baik -- baik saja. Tidak lama kemudian Kabar membahagiakan pun datang dari Tina bahwa dia akan segera menikah dengan mantan pacarnya terdahulu. Â Dia berpesan agar Lam tetap baik baik saja, melanjutkan hidup karena dia akan segera pulang dan akan menikah serta tinggal dikampung halaman bersama calon suaminya.
Dua perasaan berbeda diwaktu yang sama menghinggapi perasaan Lam, antara bahagia karena Tina akhirnya akan menikah dan sedih karena Tina menikah bukan dengan dirinya. Tapi itu sudah menjadi takdir. Setelah mendapat kabar Tina akan segera menikah, dalam hati Lam berdoa dengan tulus semoga Tina mendapat calon suami yang jauh lebih baik segalagalanya darinya, calon suami yang akan bisa menyembuhkan luka yang sudah disebabkan olehnya dan juga berharap setelah menikah cepat mendapatkan keturunan yang baik, baik itu laki -- laki dan perempuan sehingga Tina cepat melupakan kenangan pahit bersamanya.
Sebelum akhirnya pamit pulang untuk menemui calon suaminya, Tina dan Lam sepakat ketemu untuk terakhir kalinya. Seharian mereka habiskan bersama hanya untuk sekedar saling memandang satu sama lain. Bahkan makanan yang dipesan oleh mereka tidak tersentuh sama sekali, tidak nafsu makan sama sekali. Mereka seolah mengharapkan ada keajaiban terakhir mereka bisa bersama. Namun mungkin sudah memang takdirnya "Unconditional Love" nya Tina harus berakhir seperti itu. Tina dan Lam sama -- sama tersenyum mengakhiri pertemuan terakhir mereka.
Pada pandangan terakhir terhadap Tina, Lam berdoa dalam hatinya "Ya Tuhan kenapa engkau memperkenalkan aku dengan Tina kemudian engkau pisahkan kami berdua? Atau akulah yang sangat lemah tak mampu berjuang untuknya? dalam hati Lam bercerita dan memohon dengan Tuhan agar perpisahan ini bukanlah yang terakhir karena Lam sangat sedih bila jauh darinya. Tapi itu semua adalah takdir dari sang maha kuasa yang tidak bisa Lam hindari. Sekarang hanyalah kenangan yang menjadi cerita indah Tina dengan Lam. Dengan Tina, Lam pertama kali mengalami cinta yang sangat tulus dari seorang perempuan sederhana, baik, dan berparas manis. Dan itu pertama kali Lam merasakan cinta yang sangat sedih karena perasaan cinta yang tidak mampu membahagiakan Tina. Dan pada surat terakhir Tina yang dikirimkan bersama makanan dan 2 buah buku motivasi menguatkan Lam bahwa cintanya Tina "Unconditional Love"
Bertahun tahun telah berlalu. Sama seperti Tina yang sudah berumah tangga dan dikarunia anak, Â Lam pun akhirnya sudah menikah dengan seorang gadis yang baik, sederhana dan berparas cantik juga sudah dikarunia anak yang tampan. Lam tidak menyesali apa yang sudah terjadi, Lam sangat mencintai Istrinya dan bersyukur atas kehadiran anaknya. Tempat Istri dan anak dalam hatinya tidak mungkin tergantikan oleh siapapun. Namun ada sisi ruang lain terdalam dalam hatinya menyimpan kisah cinta "Unconditional Love" dari seorang Tina.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H