2. Memanfaatkan Lokasi dan Perilaku Konsumen
Data demografi yang berkaitan dengan lokasi bisa membantu memahami pola perilaku konsumen. Contohnya, survei menunjukkan bahwa konsumen di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya cenderung memiliki gaya hidup lebih dinamis dan menyukai kemudahan layanan berbasis aplikasi, mulai dari pesan makanan hingga transportasi.
Sebagai ilustrasi, GoFood dan GrabFood mendapatkan respons besar di kota-kota besar karena sesuai dengan gaya hidup masyarakat perkotaan. Sementara itu, di daerah-daerah yang lebih terpencil, aplikasi serupa bisa dikembangkan dengan pendekatan berbeda, seperti menyediakan layanan pesan makanan dengan opsi pembayaran yang fleksibel mengingat akses perbankan masih terbatas.
3. Memahami Preferensi Pembelian Berdasarkan Gender
Jenis kelamin juga dapat memengaruhi cara pandang konsumen terhadap produk. Misalnya:
- Pria cenderung memilih produk yang memiliki fokus pada fungsionalitas dan kepraktisan.
- Wanita lebih mempertimbangkan aspek estetika dan kesesuaian produk dengan gaya hidup mereka.
Studi dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih setia pada brand dan lebih suka rekomendasi dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu, start-up yang fokus pada produk untuk wanita bisa lebih mengutamakan strategi word-of-mouth dan testimoni.
4. Menggunakan Pendapatan dan Daya Beli dalam Menentukan Harga
Data pendapatan pelanggan juga merupakan bagian penting dalam menentukan strategi harga. Untuk itu, start-up dapat merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang memberikan gambaran tentang tingkat pendapatan masyarakat di Indonesia.
Menurut laporan BPS, pada tahun 2022, pendapatan rata-rata di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan di pedesaan. Hal ini memberikan gambaran bahwa produk premium lebih cocok untuk konsumen perkotaan, sementara harga yang lebih terjangkau lebih sesuai untuk pasar di pedesaan.
Studi Kasus: Pemanfaatan Data Demografi oleh Start-Up Fintech
Sebuah perusahaan start-up di sektor fintech, misalnya, dapat memanfaatkan data demografi untuk menawarkan produk pinjaman. Dengan mengetahui profil usia, lokasi, dan pendapatan pelanggan, start-up dapat menentukan skema pinjaman yang sesuai.