Dampak yang Terjadi
Setelah kebijakan ini berjalan selama beberapa bulan, beberapa dampak mulai terlihat:
Penjualan Mobil Listrik Premium Meningkat
Dealer mobil listrik mencatat peningkatan penjualan, terutama untuk segmen kendaraan premium dengan harga di atas Rp 500 juta. Pembeli dari kalangan kaya tampaknya memanfaatkan potongan pajak ini untuk mendapatkan mobil listrik dengan harga yang lebih kompetitif.-
Mobil Listrik Terjangkau Kurang Diminati
Sebaliknya, mobil listrik dengan harga lebih terjangkau masih menghadapi tantangan dalam menarik minat pembeli dari kelas menengah. Meski insentif tersedia, nilai nominal yang kecil dianggap kurang signifikan untuk mengimbangi harga mobil yang masih tergolong tinggi. Persepsi Publik yang Beragam
Kebijakan ini menuai kritik dari berbagai pihak yang menganggap bahwa insentif pajak lebih banyak dinikmati oleh golongan kaya. Akibatnya, kebijakan ini dianggap belum cukup adil atau inklusif.Apa yang Bisa Dilakukan Selanjutnya?
Untuk meningkatkan efektivitas dan keadilan kebijakan ini, pemerintah dapat mempertimbangkan beberapa opsi berikut:
Memberikan Potongan Pajak Flat
Potongan pajak dalam jumlah tetap, misalnya Rp 50 juta atau Rp 70 juta untuk setiap mobil listrik yang memenuhi syarat, dapat menciptakan manfaat yang lebih merata bagi semua pembeli, tanpa memandang harga kendaraan.Fokus pada Mobil Terjangkau
Pemerintah dapat memberikan insentif tambahan untuk mobil listrik dengan harga di bawah Rp 400 juta. Hal ini akan mendorong adopsi EV di kalangan kelas menengah.Subsidi Langsung
Selain pengurangan PPN, subsidi langsung yang diberikan kepada pembeli kendaraan listrik dapat membantu meringankan beban awal yang sering menjadi hambatan bagi kelas menengah.Penutup
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!