Namun saya akan coba sampaikan alasan-alasan secara umum yang membuat orang tua memilih homeschooling untuk anaknya, di antaranya:
- Anak berkebutuhan khusus,
- Tuntutan pekerjaan orang tua yang berpindah-pindah,
- Kesibukan anak sebagai atlet, seniman, artis, dan sebagainya,
- Ketidakcocokan dengan pengajaran akademik di sekolah formal,
- Ingin fokus pada penerapan nilai-nilai agama dan keluarga,
- Dan sebagainya.
Sependek ini, kami sekeluarga cukup nyaman menjalani proses homeschooling. Kenapa saya bilang "sependek ini"? Ya, tak lain dan tak bukan adalah proses yang baru sebentar kami jalani, apalagi anak kami masih usia dini. Tentu ini waktu yang (masih) tergolong singkat.
Meski begitu, kami dapat merasakan betul manfaat homeschooling, yaitu kami memiliki bonding yang baik dengan anak. Apakah prosesnya mudah? Tidak juga, namun selalu ada cara yang diupayakan.
Bagi sebagian orang, tak jadi masalah ketika anak usia dini menjalani homeschooling atau belajar terutama bersama ibunya di rumah.
Lalu pertanyaannya, mau sampai kapan homeschooling?
Ya, pertanyaan ini sekaligus menjawab pertanyaan teman-teman maupun anggota keluarga yang pernah menyampaikannya sebelumnya. Jika memang nantinya anak ingin melanjutkan ke sekolah formal, seperti SD, SMP, dan SMA, saya persilakan.
Dari pengalaman sejumlah orang tua yang menerapkan homeschooling pada anak-anaknya, tak ada masalah ketika anak homeschooling ingin pindah ke sekolah formal, atau pun sebaliknya.
Yang penting, orang tua dan anak sama-sama mencari tahu bagaimana syarat dan ketentuan yang berlaku menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tidak asal keluar-masuk sekolah.
Bahkan dewasa ini, tidak sedikit lho anak-anak homeschooling yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN), bahkan PTN favorit melalui jalur ujian tulis.
Itu artinya, sebenarnya anak-anak homeschooling tidak bisa dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan anak-anak yang menjalani sekolah formal. Mereka memiliki hak yang sama dengan lulusan sekolah formal.