Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Secuil Kisah Anak Korban Perceraian di Ruang Terapi

23 Mei 2023   21:20 Diperbarui: 26 Mei 2023   13:45 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi saat saya menerapi seorang klien di ruang praktik hipnoterapi(foto: IG @serenity.hipnoterapikediri)

Anak menerima apapun yang dilihat, didengar, dan dirasakan saat orang tuanya bertengkar (foto: alodokter)
Anak menerima apapun yang dilihat, didengar, dan dirasakan saat orang tuanya bertengkar (foto: alodokter)

Waktu pun berjalan, kehidupan terus berputar, anak pun semakin bertumbuh dan bertambah usia. Mungkin ada yang beranggapan, bahwa atas suatu kejadian, waktu kan menjawabnya. 

Namun, dari sisi psikologi menyebutkan, bahwa pertambahan usia tidak menjamin seorang anak seketika bisa memahami apa yang terjadi di masa lalu, sekalipun usianya mulai beranjak dewasa. 

Pasalnya, saya pernah membaca sebuah buku yang menyebutkan bahwa, efek dari kejadian di masa lalu bisa dirasakan sekitar 10 tahun kemudian. Dan sebagian besar ini terjadi di para klien saya pula. Bahkan mereka dapat mengingat dan merasakan kembali dengan persis, bagaimana perasaan dan sensasi di tubuh mereka pada saat itu.

Kalau sudah begini, apa yang bisa dilakukan?

Jika kamu sudah atau akan menjadi orang tua, teruslah belajar dan bertumbuh bersama pasangan dan anak-anakmu. Belajarlah dari mana saja. Buku, kelas online, internet, dan sebagainya. Pasalnya, menjadi orang tua di era sekarang, tidak bisa disamakan dengan menjadi orang tua di masa lalu. Tidak cukup kita hanya menggunakan pengalaman seperti cara orang tua mengasuh saat kita masih kecil. Ya mungkin beberapa poin, masih bisa diterapkan. Namun, ada juga yang tidak relevan, karena jika ada hal-hal yang belum tuntas di masa lalu, justru bisa melahirkan intergeneration trauma. Apa lagi itu ? Next kita akan bahas di tulisan berikutnya.

Ilustrasi rantai kekerasan keluarga (sumber: Indonesian Strong from Home)
Ilustrasi rantai kekerasan keluarga (sumber: Indonesian Strong from Home)

Jika kamu masih berstatus sebagai seorang anak (yang mungkin masih terluka), sadari bahwa setiap orang memiliki cerita dan jalan masing-masing untuk pulih. Tinggal seberapa besar keinginan dan kemauanmu untuk pulih dan kembali menjadi sosok sebagaimana fitrahnya dirimu. Ada yang mampu menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan dan perjalanan semesta, karena pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia untuk dapat memulihkan dirinya sendiri. Namun, ada juga yang memerlukan bantuan terapis atau profesional.

Dokumentasi saat saya menerapi seorang klien di ruang praktik hipnoterapi(foto: IG @serenity.hipnoterapikediri)
Dokumentasi saat saya menerapi seorang klien di ruang praktik hipnoterapi(foto: IG @serenity.hipnoterapikediri)

Ingat, kamu tidak sendirian. Kamu masih punya Tuhan yang menciptakan dan mencintai kamu dengan sempurna sesuai dengan cara-Nya. Kamu juga masih punya dirimu yang selalu ada, kapan pun kamu perlu teman untuk bercerita. Dan coba kamu ingat kembali, siapa saja orang-orang yang selalu ada buat kamu. Kalau tidak ingat, tidak apa-apa. Di sini, saya hadir untuk menemani kamu dan perjalanan pulihmu. Sini, peluk dulu!

Kediri, 23 Mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun