"Takut," saya kembali menjawabnya dengan nada datar dalam posisi masih asyik menulis.
"Yak, betul. Siapa itu tadi yang menjawab? Ayo maju ke depan !"
Praktis, saya yang semula duduk di bangku paling pojok belakang diminta untuk maju ke depan kelas. Beliau agak terkejut, bagaimana bisa saya mengetahui lagu jadul ini, di mana teman-teman sekelas pun tidak ada yang mengetahuinya. Singkat cerita, saya pun disuruh maju ke depan kelas.
Bukan menyanyinya yang membuat saya malu pada saat itu, namun lebih kepada lirik lagunya yang lucu dan konyol untuk dinyanyikan di depan kelas. Lagu ini menceritakan tentang anak remaja yang mengakui ingin punya pacar, namun ia juga takut kepada orang tuanya, karena dianggap masih kecil untuk berpacaran. Buat saya pribadi saat itu, it's okay kalau saya menyanyikan lagu tersebut di rumah, namun kalau di depan umum, rasanya big no, hahahaha. Nah, buat yang penasaran gimana lagunya, coba simak video ini!
Okay, saya masih bernostalgia tentang Anggun C. Sasmi ya. Ketika saya bekerja sebagai penyiar dan reporter di salah satu radio swasta di Surabaya beberapa tahun lalu, saya tidak menyangka kalau mendapatkan kesempatan untuk meliput agenda pusat kebudayaan Perancis. Kesempatan itu saya dapatkan secara tidak sengaja. Beberapa kali saya meliput, saya harus menggunakan jasa penerjemah dari lembaga tersebut ketika mewawancarai narasumber. Kalau narasumbernya bisa berbahasa Inggris, cukup aman bagi saya. Namun ketika tidak, praktis, proses wawancara pun tidak bisa leluasa. Dari situlah, saya memutuskan untuk belajar bahasa Perancis. Siapa tahu, suatu saat saya bisa bertemu dan mewawancarai Anggun secara langsung. Amin.
Jika diibaratkan masuk sekolah, saya seperti belajar di bangku taman kanak-kanak. Belajar dengan melihat gambar yang ada di buku, mengamati gerak tubuh pengajar, dan mengeja alfabet. Jadi, saya benar-benar belajar dari nol. Sementara lagu tre Une Femme memiliki tempo sangat cepat. Orang Jawa biasa menyebutnya dengan kepontal-pontal, atau berkejaran dalam bahasa Indonesia.
Di balik sosok Anggun sebagai seorang penyanyi, banyak hal yang membuat saya mengagumi sosoknya. Pengagum suaranya yang serak-serak basah, oh itu sudah jelas! Lebih jauh lagi, saya melihat sosoknya sebagai Diva Indonesia di usianya yang masih belia, Anggun tergolong berani untuk pergi jauh mengejar apa yang menjadi impiannya yang tak cukup hanya di dalam negeri. Apaagi pada saat itu teknologi belum secanggih sekarang, pemikiran orang tua belum banyak yang merelakan anak perempuannya pergi jauh ke negeri orang, menjalin relasi terutama dengan pihak asing tentu memiliki keunikannya sendiri, dan masih banyak tantangan yang dihadapi, itu pasti. Namun ketika ia bertahan dengan karakter yang khas, tentu ini menjadi kekuatan tersendiri dalam mewujudkan mimpinya. Tidak heran jika akhirnya beragam penawaran kolaborasi terus berdatangan kepada wanita yang pernah didapuk menjadi juri di Asia's Got Talent 2015 bersama David Foster, Melanie Chisholm, dan Vanness Wu  ini.
That's why I love Anggun. Kalau kamu juga suka sama Anggun, dari sisi apanya nih ?