I don't know how you do what you do
I'm so in love with you
It just keeps getting better
I want to spend the rest of my life with you by my side
Forever and ever
Every little thing that you do
Baby, I'm amazed by you
 Setiap kali mendengar maupun mendengar penggalan lirik lagu "Amazed" di atas, hatiku merasa deg-degan. Lagu yang dipopulerkan oleh Lonestar ini menjadi musik pengiring saat mantan kekasihku memasuki altar gereja dan gedung resepsi pernikahan. Perihal rasa yang tidak karuan? Iya, karena aku berdiri di sebelahnya dengan mengenakan gaun yang menawan :)
Sebelum memutuskan berpacaran hingga bersedia menikah dengannya, dalam beberapa waktu Tuhan menakdirkanku untuk menjalani sejumlah fase dan perjalanan.
Merasakan jatuh cinta, baik untuk yang pertama kali maupun kesekian kali, tentu sangat menyenangkan. Apa lagi kalau bukan bisa mengingat dan membayangkan seseorang dalam angan? Kalau sudah begini, rasanya ingin saja segera bisa bersamanya menata hari depan. Namun ternyata, mewujudkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Layaknya sebuah kisah percintaan. Di awal, inginnya pergi ke mana pun ya berduaan. Terkadang, sesederhana duduk bersama, bercerita, kemudian tertawa ringan. Hari berganti, waktu terus berjalan.Â
Kisah yang ditabur hal manis pun mulai dilanda ketegangan, sampai keduanya merasakan ketidaknyamanan. Ya, di sinilah, dimulai yang namanya ujian, di mana bagian tersulitnya adalah menjaga kesetiaan.
Setelah melewati potongan kisah kehidupan, di titik ini aku sempat merenungkan. Apalagi ketika ada orang yang datang dan pergi tanpa rasa sungkan. Sengaja maupun tidak, kita mungkin pernah menjadi pihak yang tersakiti oleh pasangan. Tapi kita bisa juga menjadi orang yang menyakitkan.
Namun seperih apapun kita terjatuh dalam urusan percintaan, hidup mengajarkan kita untuk ikhlas dan bertahan. Kemudian bangkit dan move on secara perlahan.
Langkah pertama, hindari tempat berkencan
Untuk sementara waktu, sebaiknya tidak mengunjungi tempat yang biasa digunakan orang untuk berkencan. Kalau tidak kepepet karena urusan pekerjaan, kuliah atau keluarga, hindari tempat yang pernah dikunjungi bersama mantan pasangan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga ketenangan hati dan pikiran.
Langkah kedua, perbanyak jejaring pertemanan
Kalau merasa canggung, tidak perlu terlalu jauh dalam mencari teman. Cukup di lingkungan, orang-orang di sekitar kita bisa menjadi teman yang tidak segan memberikan saran.Â
Terkadang tanpa kita menceritakan kegalauan, mereka akan dengan senang hati membagikan pengalaman. Rasa berbagi inilah yang akan membuat kita nyaman. Saat itu cara yang kupilih adalah makan. Berwisata kuliner bersama teman, selain membuat perut kenyang, teman baru bisa saja datang melalui obrolan.
Langkah ketiga, lakukan kegiatan menyenangkan
Setiap orang tentu memiliki aktivitas kesukaan, entah itu menulis, membaca, memasak, bukan? Namun, kegiatan ini sudah lama tak bisa dilakukan. Bisa jadi karena sebelumnya sibuk berkencan atau bahkan (mantan) pasangan sudah menerapkan kekangan. Kalau sudah begini, sebaiknya memang hasrat melakukan hobi sudah layak untuk dipuaskan.
Langkah keempat, manfaatkan kegalauan
Patah hati dan putus cinta memang sangat menyedihkan. Namun jangan biarkan rasa sedih itu menjadi berkelanjutan. Justru, putar balikkan keadaan dengan menjadikan kegalauan itu sumber inspirasi yang berlebihan. Karena aku suka musik, dalam bentuk lagu itulah segala rasa kutumpahkan. Aku pun cukup terkejut dengan hasilnya, di mana dengan cara positif perasaanku bisa berhasil tersalurkan.
Langkah kelima, perkuat keyakinan
Aku yakin, Tuhan menciptakan manusia secara berpasangan. Jadi aku memilih mendekatkan diri kepada-Nya dalam masa penantianku dengan sang pujaan. Terus belajar dan memperbaiki diri juga perlu dimiliki untuk menjadi pasangan idaman.
Ya, itu tadi beberapa cara yang kulakukan untuk move on secara perlahan hingga akhirnya bersanding dengan pasangan. Gimana dengan caramu?
Kediri, 19 Februari 2020
Anggota tim:
Luana Yunaneva
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H