"Kebiasaan orang zaman dulu adalah menyimpan uangnya di bank. Tetapi siapa yang bisa menjamin keamanannya dari pencurian, bencana alam dan kebakaran?" tukasnya.
Bank, disampaikan Farid, menjadi tempat yang aman untuk menyimpan uang. Namun bukan sembarang bank tentunya tetapi bank yang terdaftar dalam Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lembaga ini setara dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan sebagai penjaga sistem keuangan negara. Namun LPS lebih fokus dalam menjamin simpanan nasabah serta memelihara dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Untuk mengetahui sebuah bank terdaftar dalam LPS adalah keberadaan stiker berwarna kuning dan bertuliskan "Bank Peserta Penjaminan LPS" di pintu masuk bank, baik bank konvensional maupun bank syariah. Sementara, objek penjaminannya meliputi produk-produk perbankan, seperti deposito, giro dan tabungan. Hingga Juni 2017, LPS sudah mencatat sebanyak 115 bank umum dan 1.786 bank perkreditan rakyat (BPR) yang menjadi peserta penjaminan.
Perihal lebih baik mana antara menyimpan uang di satu bank atau beberapa bank yang berbeda, Farid memilih opsi yang kedua, yakni beberapa bank yang berbeda. Dicontohkannya, jika salah satu bank tempat nasabah menabung mengalami kolaps, dana nasabah akan diganti oleh LPS maksimal sebesar Rp2.000.000.000,00 pernasabah perbank. Itu artinya, nasabah masih memiliki simpanan di bank lainnya yang tetap aman.
Kembali lagi ke persoalan mengenai cara menabung bahkan sejak awal bekerja. Farid menegaskan, pentingnya membuat budget plan agar pengeluaran dapat terkontrol dengan baik. Perencanaan keuangan ini akan mejadi panduan kita dalam membeli barang-barang yang diperlukan, bukan yang diinginkan. Tentu saja sesuai kemampuan karena pada dasarnya, saat kita menaikkan budget dari yang sebagaimana mestinya, kita harus membayar gaya hidup yang mahal.
Dengan budget plan juga, kita akan terbantu dalam menyisihkan uang setiap bulannya untuk menabung maupun berinvestasi. Hal ini dikarenakan menabung sangat tak hanya berjaga-jaga demi masa depan diri sendiri tetapi juga menolong orang lain.
Peranan bank dalam menyimpan uang tak hanya dirasakan oleh masyarakat tetapi juga pebisnis. Salah satunya adalah Owner Kane Food, Dyah Purana. Ia mengaku sangat tertolong dengan keberadaan bank yang memiliki fasilitas internet banking sehingga ia dapat mengecek dana yang masuk dari pelanggan cukup dari genggaman tangan. Apalagi sebagai pelaku usaha online, dirinya dituntut untuk melayani pesanan oleh-oleh khas Malang dari konsumen dengan cepat.
"Selain itu saya senang dengan adanya pencatatan mutasi oleh bank karena saya juga dimudahkan dalam mencatat pembukuan setiap bulannya," paparnya. "Oya,sebaiknya pisahkan antara rekening pribadi dan bisnis sejak memulai usaha supaya pembukuan lebih jelas. Jadi saya bisa tahu, kapan harus "memutar uang" agar bisnis ini tetap terjaga kelangsungannya."
Tak jauh berbeda dengan pengusaha lainnya, opsi berhutang terkadang muncul di benak founder aremafood.com ini. Dyah juga bukan termasuk orang yang anti berhutang tetapi ada sebuah prinsip yang dipegangnya, yaitu tak ada masalah dengan hutang asal digunakan dengan produktif, seperti meningkatkan omzet penjualan atau berinvetasi. Itu pun dalam kondisi margin yang prosentasenya lebih besar dibandingkan hutang.