Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Gereja Hidup Berdampingan dengan Warga

12 Mei 2017   17:06 Diperbarui: 13 Mei 2017   08:41 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagelaran wayang orang, salah satu kegiatan yang dihelat GBI Karunia Kediri untuk menjalin hubungan semakin erat dengan warga setempat (foto: Luana Yunaneva)

Salah satu acara informal gereja yang mengundang warga adalah pagelaran wayang goyang. Mengangkat tema "Wahyu Karahayon", pertunjukan yang dihelat Rabu malam, 24 Desember 2014 lalu itu dimainkan oleh jemaat yang masih berusia produktif.

Mereka memerankan sejumlah lakon Jawa yang dikombinasikan dengan cerita tentang kelahiran Yesus. Para lakon Jawa antara lain Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Buto, dan Cakil. Sedangkan para lakon Alkitab antara lain Yusuf, Maria, orang majus, dan pemilik penginapan.

Para lakon dalam pagelaran wayang orang yang diadakan GBI Karunia, Kediri untuk merayakan Natal (foto: Luana Yunaneva)
Para lakon dalam pagelaran wayang orang yang diadakan GBI Karunia, Kediri untuk merayakan Natal (foto: Luana Yunaneva)
Ki Soewono yang menjadi dalang mampu mengemas pertunjukan dengan santai, berkat celetukan-celetukan lucu. Para lakon juga dapat menggunakan bahasa Jawa krama halus dan ngoko, serta bahasa Indonesia secara bergantian.

"Pemilihan tema tersebut karena konsep dasar Natal adalah membagikan kabar damai untuk semua orang. Selain itu, kami ingin memperkenalkan salah satu kebudayaan Jawa yang ulai luntur secara perlahan, khususnya pada generasi muda," jelas suami Anna Trisnawati tersebut.

Kerinduan jemaat untuk lebih dengan warga sekitar juga terwujud. Warga tak segan duduk bersebelahan dengan jemaat. Bahkan cukup banyak pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor yang rela berhenti sejenak untuk menonton pertunjukan wayang goyang di tepi jalan raya. Acara yang tak memungut biaya itu ternyata bisa dinikmati lebih banyak orang. Bukan hanya warga sekitar.

"Tetangga sekitar gereja antusias sekali pada saat gereja merayakan Natal 2014 dengan menampilkan wayang goyang. Dewasa, anak-anak, laki-laki dan perempuan tidak malu duduk berdekatan dengan jemaat untuk menonton dan bersama. Mereka malah penasaran dengan lakon yang dimainkan," kata Merdhi, "Semangat berbagi berkat inilah yang harus selalu kita pupuk dan sebarkan kepada orang-orang di sekitar karena Tuhan sudah lebih dulu mengasihi dan memberkati kita sebagai anak-anak-Nya."

Tak hanya mendapatkan sambutan hangat dari jemaat dan warga sekitar, pagelaran wayang goyang untuk merayakan Natal bersama warga sekitar ini mendapatkan apresiasi dari Walikota Kediri, Abdullah Abubakar karena gereja dapat menumbuhkan kerukunan antarumat beragama di Kota Kediri dan sekitarnya. Saat itu, Abdullah hadir bersama sejumlah pejabat dari Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Kediri, Paguyuban Antar Umat Beragama (PAUB) Kota Kediri, Polres Kota Kediri, dan Yonif 521.

Anak Muda Saling Ajak Berbagi, Siapa Takut?

Semakin mendekat dengan alam dan manusia, itulah yang Merdhi tekankan pada generasi muda gerejanya. Salah satunya dengan melakukan kegiatan mission trip atau sebuah perjalanan yang memiliki misi di Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, tahun 2010.

Tinggal selama dua hari di GBI Anugerah Blitar Cabang Ngancar, ia menuturkan, para remaja dan pemuda GBI Karunia Kediri mempelajari banyak hal tentang kehidupan, di antaranya kebersamaan, kesejahteraan, sampai kerelaan untuk melayani di tengah kesederhanaan fasilitas yang dimiliki.

“Dari situlah anak-anak muda menyadari, betapa bersyukurnya mereka mendapatkan fasilitas memadai di GBI Karunia Kediri sehingga mereka kembali bersemangat saat kembali melayani di gereja,” tukas ayah dua anak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun